Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan Terowongan Nanjung berdampak mengurangi banjir di kawasan Dayeuhkolot, Bandung, Jawa Barat.

"Kami melaporkan telah beroperasinya Terowongan Nanjung, Curug Jompong, yang telah berdampak sangat besar dalam pengendalian banjir di daerah Dayeuhkolot yang biasanya banjir," kata Basuki dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta Jumat.

Baca juga: Korban meninggal akibat banjir Lebak bertambah jadi dua orang

Basuki telah melaporkan sejumlah upaya menangani banjir di beberapa daerah di Indonesia kepada Presiden Joko Widodo, salah satunya di Jawa Barat dan Lebak, Banten.

Baca juga: Banjir bandang mengakibatkan 28 jembatan rusak di Lebak

Menurut Basuki, dengan terowongan Nanjung itu, maka debit air di Sungai Citarum dapat terkurangi sehingga bisa mengurangi banjir.

Sebelum ada terowongan Nanjung, jika debit air di Sungai Citarum mencapai 300 mm, maka daerah Dayeuhkolot dan sekitarnya tergenang.

Baca juga: Banjir bandang di Lebak akibatkan 1.060 rumah rusak berat

"Tapi sekarang dengan lebih dari 400 mm, masih belum tergenang. Ini ada testimoni beberapa warga yang disampaikan kepada Bapak Gubernur Jawa Barat," ujar Basuki.

Selain itu, Terowongan Nanjung juga berdampak kepada cepatnya penyusutan air banjir di Dayeuhkolot.

"Yang biasanya 5 sampai 7 hari untuk mengeringkan, ini hanya 1 sampai 5 jam," jelas Basuki.

Selain itu, Kementerian PUPR juga menerjunkan 287 petugas di 180 titik untuk menyurvei penyebab banjir sesuai rekomendasi BNPB.

Menurut Basuki, pihaknya bersiap menghadapi curah hujan yang diprakirakan BMKG akan semakin lebat pada 11-15 Januari 2020.