Hujan ekstrem diramalkan hingga 15 Januari
2 Januari 2020 12:55 WIB
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati seusai rapat koordinasi penanganan banjir Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (2/1/2020). ANTARA/Dewanto Samodro/am.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan ada kemungkinan terjadi intensitas curah hujan ekstrem di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah hingga 15 Januari 2020.
"Dari data terakhir analisis kami, diperkirakan antara 5 Januari hingga 15 Januari akan ada aliran udara basah dari Samudera Hindia sebelah barat Sumatera," katanya seusai rapat koordinasi penanganan banjir Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Kamis.
Dwikorita mengatakan hal itu merupakan fenomena yang lazim. Bila terjadi pada musim kemarau, akan menjadi hujan di musim kemarau. Namun, karena terjadi pada musim penghujan, maka bisa menjadi intensitas curah hujan ekstrem.
Aliran udara basah dari Samudera Hindia tersebut diperkirakan akan bergerak di wilayah sebelah selatan garis ekuator. Pada 5 Januari hingga 10 Januari, diperkirakan akan mempengaruhi intensitas curah hujan di Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, dan Jawa.
Kemudian pada 10 Januari hingga 15 Januari, aliran udara basah akan bergerak ke Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan.
"Karena itu, fenomena ini perlu diantisipasi lebih dini. Dipersiapkan lebih dini mitigasinya," ujarnya.
Ia mengatakan aliran udara basah dari Samudera Hindia tersebut merupakan sebuah siklus yang diperkirakan akan berulang pada pertengahan Februari.
BNPB mengadakan rapat koordinasi penanganan banjir Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten dengan mengundang sejumlah kementerian lembaga seperti Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian BUMN, BMKG, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan lain-lain.
Rapat koordinasi juga mengundang lembaga-lembaga sukarelawan seperti Palang Merah Indonesia, Gerakan Pramuka, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan lain-lain.
Baca juga: BMKG ingatkan hujan lebat berpotensi guyur Jabodetabek sampai sepekan
Baca juga: Pakar: Dampak banjir Jakarta akibat masyarakat abaikan info bencana
Baca juga: BMKG: Hujan sedang hingga lebat di Jabodetabek hingga minggu depan
"Dari data terakhir analisis kami, diperkirakan antara 5 Januari hingga 15 Januari akan ada aliran udara basah dari Samudera Hindia sebelah barat Sumatera," katanya seusai rapat koordinasi penanganan banjir Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Kamis.
Dwikorita mengatakan hal itu merupakan fenomena yang lazim. Bila terjadi pada musim kemarau, akan menjadi hujan di musim kemarau. Namun, karena terjadi pada musim penghujan, maka bisa menjadi intensitas curah hujan ekstrem.
Aliran udara basah dari Samudera Hindia tersebut diperkirakan akan bergerak di wilayah sebelah selatan garis ekuator. Pada 5 Januari hingga 10 Januari, diperkirakan akan mempengaruhi intensitas curah hujan di Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, dan Jawa.
Kemudian pada 10 Januari hingga 15 Januari, aliran udara basah akan bergerak ke Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan.
"Karena itu, fenomena ini perlu diantisipasi lebih dini. Dipersiapkan lebih dini mitigasinya," ujarnya.
Ia mengatakan aliran udara basah dari Samudera Hindia tersebut merupakan sebuah siklus yang diperkirakan akan berulang pada pertengahan Februari.
BNPB mengadakan rapat koordinasi penanganan banjir Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten dengan mengundang sejumlah kementerian lembaga seperti Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian BUMN, BMKG, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan lain-lain.
Rapat koordinasi juga mengundang lembaga-lembaga sukarelawan seperti Palang Merah Indonesia, Gerakan Pramuka, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan lain-lain.
Baca juga: BMKG ingatkan hujan lebat berpotensi guyur Jabodetabek sampai sepekan
Baca juga: Pakar: Dampak banjir Jakarta akibat masyarakat abaikan info bencana
Baca juga: BMKG: Hujan sedang hingga lebat di Jabodetabek hingga minggu depan
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020
Tags: