Presiden Jokowi minta bursa saham bersih dan berintegritas
2 Januari 2020 10:17 WIB
Presiden Joko Widodo dalam Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2020 di gedung BEI Jakarta, Kamis (2/1) (Desca Lidya Natalia)
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meminta otoritas bursa saham yang terdiri dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) segera membersihkan praktik-praktik jual beli saham yang tidak benar.
"Dalam kesempatan ini saya berpesan dan mendukung otoritas bursa, OJK, BEI segera membersihkan bursa dari praktik-praktik jual beli saham yang tidak benar. Jangan kalah dengan yang jahat-jahat. Hati-hati," kata Presiden Joko Widodo di Gedung BEI Jakarta, Kamis.
Baca juga: OJK: Pasar modal 2019 tumbuh, investor masih percaya prospek Indonesia
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2020 yang juga dihadiri oleh Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dan pejabat terkait lainnya.
"Harus bersih, berintegritas, berani. Ini sangat penting karena bursa yang bersih dan berintegritas akan membawa kita ke depan lebih baik dan lebih maju," tambah Presiden.
Presiden mengakui bahwa untuk melakukan pembersihan tersebut, mungkin bursa saham Indonesia akan mengalami sedikit goncangan.
"Mungkin awal-awal ada goncangan sedikit-sedikit tapi dalam jangka menengah dan jangka panjang pasti akan lebih baik," ungkap Presiden.
Presiden menegaskan tidak boleh ada pihak yang melakukan aksi "menggoreng saham".
"Jangan sampai ada lagi dari 100 (saham) digoreng-goreng jadi 1.000 digoreng-goreng jadi 4.000. Ini menyangkut kepercayaan yang akan kita bangun. Praktik 'goreng-goreng' saham yang menimbulkan korban dan kerugian tidak boleh ada lagi," tegas Presiden.
Presiden pun memerintahkan otoritas terkait agar memberikan perlindungan optimal kepada investor.
Baca juga: IHSG, (setidaknya) tetap tumbuh meski akhir tahun memerah
"Manipulasi pasar dan transaksi keuangan yang menjurus pada fraud, pada kriminal harus ditindak dengan tegas," ungkap Presiden.
Lebih lanjut, Presiden meminta otoritas bursa menciptakan sistem transaksi yang benar-benar transparan, terpercaya dan valid.
"Ini sekali lagi penting untuk meraih kepercayaan investor baik dalam maupun luar negeri. Ini penting sekali. Kita harus membangun sebuah ekosistem yang baik, sebuah atmosfer yang baik," perintah Presiden.
Presiden mencatat pada 2019 ekonomi dan kinerja pasar modal juga menggembirakan.
Baca juga: IHSG tutup tahun di zona merah, imbas "January Effect"
"Aktivitas pencatatan saham mencapi 55 pencatatan perusahaan baru. Ini prestasi penting karena yang merupakan tertinggi di ASEAN dan tertinggi ke-7 di dunia. Penggalangan dana jangka panjang melalui BEI juga mencapai Rp877 triliun, ini juga jumlah tertinggi yang pernah dicapai," tambah Presiden.
Artinya jumlah investor juga meningkat dan Indonesia juga meraih banyak penghargaan dari dunia internasional.
"Kepercayaan yang begitu besar dari berbagai pihak harus kita jaga," ungkap Presiden.
Baca juga: IHSG berpeluang menguat menjelang tutup tahun
"Dalam kesempatan ini saya berpesan dan mendukung otoritas bursa, OJK, BEI segera membersihkan bursa dari praktik-praktik jual beli saham yang tidak benar. Jangan kalah dengan yang jahat-jahat. Hati-hati," kata Presiden Joko Widodo di Gedung BEI Jakarta, Kamis.
Baca juga: OJK: Pasar modal 2019 tumbuh, investor masih percaya prospek Indonesia
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2020 yang juga dihadiri oleh Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dan pejabat terkait lainnya.
"Harus bersih, berintegritas, berani. Ini sangat penting karena bursa yang bersih dan berintegritas akan membawa kita ke depan lebih baik dan lebih maju," tambah Presiden.
Presiden mengakui bahwa untuk melakukan pembersihan tersebut, mungkin bursa saham Indonesia akan mengalami sedikit goncangan.
"Mungkin awal-awal ada goncangan sedikit-sedikit tapi dalam jangka menengah dan jangka panjang pasti akan lebih baik," ungkap Presiden.
Presiden menegaskan tidak boleh ada pihak yang melakukan aksi "menggoreng saham".
"Jangan sampai ada lagi dari 100 (saham) digoreng-goreng jadi 1.000 digoreng-goreng jadi 4.000. Ini menyangkut kepercayaan yang akan kita bangun. Praktik 'goreng-goreng' saham yang menimbulkan korban dan kerugian tidak boleh ada lagi," tegas Presiden.
Presiden pun memerintahkan otoritas terkait agar memberikan perlindungan optimal kepada investor.
Baca juga: IHSG, (setidaknya) tetap tumbuh meski akhir tahun memerah
"Manipulasi pasar dan transaksi keuangan yang menjurus pada fraud, pada kriminal harus ditindak dengan tegas," ungkap Presiden.
Lebih lanjut, Presiden meminta otoritas bursa menciptakan sistem transaksi yang benar-benar transparan, terpercaya dan valid.
"Ini sekali lagi penting untuk meraih kepercayaan investor baik dalam maupun luar negeri. Ini penting sekali. Kita harus membangun sebuah ekosistem yang baik, sebuah atmosfer yang baik," perintah Presiden.
Presiden mencatat pada 2019 ekonomi dan kinerja pasar modal juga menggembirakan.
Baca juga: IHSG tutup tahun di zona merah, imbas "January Effect"
"Aktivitas pencatatan saham mencapi 55 pencatatan perusahaan baru. Ini prestasi penting karena yang merupakan tertinggi di ASEAN dan tertinggi ke-7 di dunia. Penggalangan dana jangka panjang melalui BEI juga mencapai Rp877 triliun, ini juga jumlah tertinggi yang pernah dicapai," tambah Presiden.
Artinya jumlah investor juga meningkat dan Indonesia juga meraih banyak penghargaan dari dunia internasional.
"Kepercayaan yang begitu besar dari berbagai pihak harus kita jaga," ungkap Presiden.
Baca juga: IHSG berpeluang menguat menjelang tutup tahun
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020
Tags: