Pekanbaru (ANTARA) - Gubernur Riau Syamsuar mengemukakan China belum lama ini mengungkapkan ketertarikannya pada ikan patin asal Riau yang dinilai kualitasnya sama dengan negara Asia Tenggara lainnya.

"Tapi mereka minta dikirimi 500 ton per bulan. Ini yang belum kami sanggupi karena produksi kami belum sebanyak itu," kata Gubernur Syamsuar di Pekanbaru, Kamis.

Namun demikian, dia mengaku menyanggupi permintaan China tersebut tapi secara bertahap sehingga bisa sesuai keinginan pengusaha Negeri Tirai Bambu tersebut yang sebanyak 500 ton tersebut.

"Nanti kami akan melobi ke Konjen China di Medan agar Riau bisa menjadi pemasok ikan patin ke negara tersebut meski secara bertahap," ujar Syamsuar.

Baca juga: KKP-FAO kerja sama produksi formula pakan ikan patin

Selama ini China mendapat pasokan ikan patin dari Vietnam dan karena alasan tertentu akhirnya mereka melirik Riau sebagai pemasok ikan air tawar itu.

Gubernur Riau Syamsuar belum lama ini melakukan panen massal ikan patin di Desa Koto Mesjid di Kabupaten Kampar yang dikenal sebagai sentra penghasil ikan patin.

Ikan patin asal Kabuapten Kampar tersebut telah beredar di banyak pasar di wilayah Pulau Sumatera seperti Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi dan Sumatera Utara.

Syamsuar berulang kali mengingatkan kelompok petani ikan patin agar meningkatkan produksi ikan air tawar tersebut karena potensi pasarnya sangat menjanjikan.

Ikan patin dikenal sebagai makanan penghasil protein tinggi yang sangat baik untuk kesehatan sama seperti ikan laut lainnya.

Ikan patin banyak diolah menjadi berbagai menu sebagai masakan khas Melayu seperti sup ikan patin, ikan asap ataupun sajian lainnya yang menggoda selera.
Baca juga: Sumsel berupaya pertahankan produsen terbesar ikan patin