Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapatkan protes dari beberapa warga kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur akibat banjir yang semakin meningkat intensitasnya karena air kiriman dari daerah Selatan sudah tiba di Jakarta pada Rabu malam.
Protes pertama datang dari seorang pria yang tidak diketahui namanya, ia protes kepada Anies karena listrik tetap menyala padahal keluarganya masih berada di dalam rumah dan air banjir sudah merendam kediamannya.
"Mana katanya udah mati, nyatanya belom mati, saya udah telpon 3 kali tapi gak mati-mati. Saya juga ingin yang terbaik buat keluarga saya. Saya suka bapak, tapi setidaknya koordinasi yang di bawah harus baik," kata pria berbaju merah muda itu sambil terdengar emosi.
Saat dihampiri oleh wartawan untuk wawancara pria tersebut menolak untuk diwawancara secara khusus.
"Ga, ga usah tanya- tanya. Ini saya cuma mikirin keluarga saya," sambil pergi meninggalkan wartawan.
Baca juga: BPBD DKI antisipasi banjir susulan Jakarta
Baca juga: Warga Jabodetabek siap-siap, diperkirakan malam hujan turun lagi
Baca juga: Sejumlah KA lewat Daop Madiun terlambat imbas banjir Jabodetabek
Protes kedua datang dari seorang ibu yang datang menghampiri Anies sambil menangis dengan alasan serupa.
"Pak tolong ini, anak saya masih di bawah ga ada yang nemenin. Listriknya udah bener tadi mati kenapa dinyalain lagi?" kata Ibu rumah tangga itu sambil tersedu- sedu.
Menanggapi protes tersebut baik Anies, maupun Wali Kota Jakarta Timur M Anwar yang ada di lokasi segera menelpon pihak PLN untuk segera mematikan listrik.
Tak lama berselang, kondisi lampu yang terang menjadi gelap seketika dan diikuti riuh warga.
"Akhirnya," kata warga ramai- ramai.
Untuk diketahui saat ini kondisi Kampung Pulo tergenang air hampir dua meter yaitu sebesar 180 centimeter akibat air kiriman yang berasal dari wikayah Selatan Provinsi DKI Jakarta.
Kunjungi Kampung Melayu, Anies dapat protes dari warga
1 Januari 2020 21:30 WIB
Suasana Gubernur DKI jakarta Anies Baswedan memantau lokasi Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (1/1/2020). ANTARA/Livia Kristianti/pri.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020
Tags: