Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pantauan melalui udara terlihat banjir terjadi di pesisir Sungai Ciliwung yang belum dilakukan normalisasi.
"Mohon maaf pak gubernur, dalam penyusuran kali Ciliwung sepanjang 33 kilometer, yang sudah ditangani normalisasi 16 kilometer, itu aman dari luapan. Sementara yang belum dilakukan normalisasi, itu tergenang," kata Menteri Basuki di Monas, Jakarta, Rabu.
Basuki menjelaskan kendala belum dilakukan normalisasi karena banyaknya pemukiman masyarakat di bantaran sungai. Sementara lebar sungai Ciliwung sudah sangat berkurang.
Baca juga: Penerbangan Juanda-Halim kena dampak banjir Jakarta
Baca juga: BMKG: Hujan sedang hingga lebat di Jabodetabek hingga minggu depan
Baca juga: Dinsos dirikan dapur umum bagi korban banjir di lima wilayah
"Sekarang rumah sudah tidak dibantaran, tetapi di palung sungai, ini bukan hal yang mudah dan dibutuhkan keahlian gubernur untuk melakukan pendekatan persuasif kepada masyarakat," harap Basuki.
Selain itu, Kali Pesangrahan dengan sodetan Kali Ciliwung menuju Kanal Banjir Timur. Gubernur kata Basuki sudah mengambil langkah-langkah untuk pembebasan lahan, dari 1,2 kilometer, sepanjang 600 meter sudah di kerjakan.
"Tanpa normalisasi, akan terus terjadi musibah berulang seperti saat ini. Saya dengan pak Gubernur untuk mendiskusikan membuat program tersebut," ujar Basuki.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama Kepala Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) Doni Monardo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab melakukan pemantauan dari udara, lokasi banjir di Jakarta, Rabu.
PUPR: Pesisir Sungai Ciliwung belum dinormalisasi antisipasi banjir
1 Januari 2020 17:47 WIB
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono usai melakukan pantauan banjir melalui udara di Jakarta, Rabu (1/1/2020). ANTARA/Livia/pri.
Pewarta: Fauzi/Livia
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020
Tags: