Jakarta (ANTARA) - Setelah menuai kesuksesan besar dengan timnas Spanyol dan Barcelona dekade sebelumnya, gaya permainan Tiki Taka tidak lagi populer di dunia sepak bola.

Para pemain yang mempraktikkan gaya permainan tersebut sekarang sudah meninggalkannya dan gaya permainan baru adalah memenangkan pertandingan serta trofi.

Pep Guardiola, pelatih yang menyempurnakan Tiki Taka, melihat warisannya semakin hilang di bekas klub-klubnya dan negara tempat ia bekerja. Bahkan Barcelona telah mengubah gaya permainan mereka, pelatih saat ini Ernesto Valverde lebih memilih pendekatan yang lebih berhati-hati.

Baca juga: Manchester City pastikan Guardiola bertahan hingga kontraknya habis

Sedangkan Bayern Munchen telah mengalami perubahan radikal dalam cara mereka bermain sejak ditinggalkan Guardiola.

Contohnya, Barcelona memiliki rata-rata penguasaan bola sebesar 73 persen pada musim terakhir Guardiola di klub Katalunya itu dibandingkan dengan hanya 57 persen penguasaan bola saat ini.

Sedangkan Bayern Munchen, mereka telah berubah dari 71 persen penguasaan bola pada musim terakhir Guardiola bertanggung jawab menjadi hanya 57 persen pada musim lalu.

Adapun klub-klub besar Eropa lainnya, hanya Real Madrid yang mencatat rata-rata penguasaan tertinggi dalam musim 2018/19 dengan 62 persen dibandingkan dengan 60 persen ketika mereka memenangkan Liga Champions pada 2018.

Para pelatih yang lebih suka bermain Tiki Taka sekarang kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan di level tertinggi. Marscelo Bielsa saat ini melatih Leeds di divisi kedua liga Inggris sementara Jorge Sampaoli sedang tidak memiliki pekerjaan.

Berbanding terbalik dengan pelatih yang menawarkan sesuatu yang baru, pelatih seperti Jurgen Klopp dan Zinedine Zidane, mendapati diri mereka berada di posisi teratas dan memenangkan sejumlah trofi.(sumber Marca)

Baca juga: Jelang libur musim dingin, Barcelona di puncak unggul dua poin