Jakarta (ANTARA) - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai bahwa harga tiket pesawat udara yang dinilai mahal oleh masyarakat dikarenakan masih tingginya permintaan.

"Harga tiket tergantung pada 'supply and demand', sejalan dengan hukum ekonomi, ketika permintaan tinggi maka di situ ada penawaran," ujar peneliti Indef Rizal Taufikurahman ketika dihubungi di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, permintaan yang tinggi itu membuat maskapai penerbangan berupaya untuk mengambil kesempatan meraup keuntungan dengan menaikkan harga.

Namun, lanjut dia, selama tidak melewati tarif batas atas dan batas bawah yang telah ditetapkan pemerintah maka tarif yang dikenakan perusahaan maskapai penerbangan dianggap tidak menyalahi aturan.

Baca juga: Tekan harga tiket pesawat, INACA dorong pemerataan harga avtur

Terkait langkah pemerintah yang akan mengkaji avtur satu harga agar harga tiket pesawat dapat ditekan, menurut Rizal, dampaknya tidak akan signifikan terhadap penurunan harga tiket pesawat.

"Bukan karena harga avtur, karena harga avtur tidak berpengaruh signifikan terhadap tiket. Sekali lagi, harga tiket tergantung pada 'supply and demand'," tegasnya.

Ia mengatakan seiring dengan membaiknya infratruktur darat akan membuat permintaan terhadap transportasi udara menurun. Situasi itu, dapat membuat harga pesawat tertekan. "Namun, beda cerita jika antarpulau," ucapnya.

Kendati demikian, ia berharap, pemerintah dapat menemukan solusi agar harga tiket pesawat dapat lebih ditekan mengingat Indonesia merupakan negara yang terdiri dari kepulauan.

"Harga tiket pesawat yang ditekan tentunya akan berdampak positif bagi industri pariwisata nasional yang akhirnya dapat mendorong ekonomi daerah meningkat. Dengan begitu, ekonomi nasional akan tumbuh secara berkelanjutan," katanya.

Baca juga: Menko Airlangga sebut avtur satu harga akan dikaji

Sebelumnya, pemerintah menyatakan akan terus berupaya menekan harga tiket pesawat guna mendukung sektor pariwisata yang dinilai sedikit kurang bergairah pada tahun 2019 ini.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama mengaku erus berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan Budi Karya dan Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengkaji masalah tersebut dan mencari solusinya.

"Saya bersama Menteri Perhubungan, Menteri BUMN, akan me-review semua kemungkinan untuk menekan harga tiket. Salah satu faktor utamanya kan harga tiket. Itu juga ada laporannya AP II soal masalah turunnya jumlah okupansi," katanya ditemui di kediaman Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta, Rabu (25/12/2019).

Meski demikian, Wishnutama mengatakan upaya menekan harga tiket pesawat bukan perkara mudah karena masalah harga tiket pesawat yang tinggi itu sangatlah kompleks karena dipengaruhi banyak faktor.
Baca juga: Pemerintah akan terus berupaya tekan harga tiket pesawat