Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak terus mendampingi korban kekerasan seksual berusia 12 tahun asal Padang yang diizinkan melanjutkan perawatan di Rumah Sakit dr M Djamil Kota Padang setelah sebelumnya dirawat di RSUPN dr Cipto Mangunkusumo.

"Kita semua bersyukur korban semakin membaik kondisinya secara medis maupun psikis," kata Asisten Deputi Perlindungan Anak dari Kekerasan dan Eksploitasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Valentina Gintings melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

Valentina mengatakan kepulangan korban ke Padang dapat membantu pemulihan fisik dan psikologis karena dapat berkumpul kembali bersama keluarganya. Pemulangan korban ke Padang dipantau langsung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak beserta tim dari RSUPN dr Cipto Mangunkusumo.

Baca juga: Menteri PPPA jenguk balita korban penganiayaan di RSUP Sanglah
Baca juga: Pelaku kekerasan seksual anak di Penajam divonis 15 tahun penjara
Baca juga: Kekerasan perempuan di Padang lebih banyak KDRT


Menurut Valentina, pemulangan korban merupakan salah satu bentuk kehadiran negara dalam memenuhi hak dan melindungi anak, terutama anak yang menjadi korban kejahatan seksual.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Barat akan mengawal proses perawatan medis dan pemulihan psikologis korban tetap berlanjut dan memastikan semua hak-haknya dipenuhi.

"Kami juga akan mengawal proses hukum bagi pelaku yang saat ini telah sampai pada tahap penyelidikan dan pembuatan berita acara pemeriksaan di Polres Padang," kata Valentina.

Selama menjalani perawatan intensif di RSUPN dr Cipto Mangunkusumo, tim dokter telah melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kondisi medis dan psikologis korban. Tim dokter menekankan selain kesembuhan, perhatian terhadap kualitas hidup, kenyamanan, dan kebahagiaan korban penting dilakukan.

"Tim dokter memastikan korban berada dalam kondisi yang optimal baik dari sisi medis maupun psikologis sehingga perjalanan menuju Padang bisa berjalan lancar dan tanpa hambatan," kata dr Radhian Amandito yang secara intensif merawat korban.

Baca juga: Pemkot Semarang beri pendampingan perempuan-anak korban kekerasan
Baca juga: LPSK nyatakan pelaku kekerasan seksual anak 80 persen dikenal korban
Baca juga: KPPPA:masyarakat jangan sebarkan identitas korban-pelaku penganiayaan