Kementerian ESDM-Pertamina selesaikan survei di Blok Matindok
27 Desember 2019 18:53 WIB
Produksi LNG Donggi Senoro Pekerja melintasi area Kilang Donggi Senoro di Desa Uso, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Sabtu (22/10/2016). Kilang LNG Donggi Senoro berkapasitas dua juta ton per tahun yang diperoleh dari pasokan gas PT PHE Tomori dan PT Medco Energi Internasional Tbk yang mengelola lapangan gas di Blok Senoro-Toili (total volume 250 MMSCFD) dan PT Pertamina EP wilayah Matindok (85 MMSCFD). (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA) - Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Badan Litbang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bersama PT Pertamina EP menyelesaikan Survei Geokimia Microseapage Area Offshore Leg-3 di Blok Matindok, Sulawesi Tengah.
"Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mengantisipasi tingginya risiko pemboran dan biaya tinggi, terkait dugaan keberadaan potensi hidrokarbon di area Pantai Matindok serta mengurangi risiko operasional pemboran di laut dalam," kata Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM Dadan Kusdiana di Jakarta, Jumat.
Kapal Riset Geomarin III (KR Geomarin III) telah tiba kembali di Pelabuhan Cirebon pada 26 Desember 2019.
Sebelumnya Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyebutkan, survei dilakukan untuk meningkatkan potensi cadangan migas demi menjamin keberlangsungan industri hulu migas. Salah satu potensi yang besar adalah potensi sumber daya migas di area lepas pantai Matindok, yang meliputi area prospek Bubalus, Kudukudu dan Kepekepe.
KR Geomarin III bertolak dari Pelabuhan Bitung menuju lokasi survei coring pertama Leg 3 di Perairan Matindok, Luwuk, Sulawesi Tengah sejak tanggal 9 Desember 2019. Sebelum memulai Leg-3, BLU P3GL bersama PT Pertamina EP menggelar Management Walk Through (MWT) untuk kegiatan survei Geokimia Matindok, di Bitung Sulawesi Utara pada tanggal 8-9 Desember 2019.
Baca juga: Pertamina EP bidik produksi 85.000 barel minyak pada 2020
Selama 15 hari, tim melakukan coring 79 sampel microseepage dan melakukan coring kalibrasi dua sumur pemboran dengan jumlah sampel 20 buah. Sebelumnya tim telah melaksanakan survei geofisika pada 26 Oktober hingga 7 November 2019, sedangkan survei geologi mulai dilaksanakan 13 November hingga akhir Desember 2019.
Puslitbang Geologi Kelautan melaksanakan seluruh kegiatan survei selama tiga bulan, mulai dari persiapan, akuisisi data geofisika dan pengambilan sampel untuk analisis geokimia. Kegiatan akuisisi data sendiri telah dimulai pertengahan bulan Oktober hingga akhir bulan Desember 2019.
Target microseepage pada seluruh kegiatan ini meliputi 180 lokasi, macroseepage meliputi 20 lokasi dan kalibrasi sumur sebanyak 30 lokasi. Leg-2 berhasil menyelesaikan 121 titik, yang terdiri dari 101 lokasi microseepage dan 20 macroseepage dan 10 lokasi kalibrasi sumur.
P3GL melakukan survei pada area seluas 1.225 km2 dengan kedalaman air rata-rata di atas 500 meter hingga 1.000 meter. Wahana survei yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah KR Geomarin III dan ditunjang peralatan survey geologi dan geofisika, di antaranya Multibeam Echosounder (MBES), Subbuttom Profiling (SBP), Sidescan Sonar (SSS), serta peralatan Piston Corer, dan dilengkapi dengan Sound Velocity Profile (SVP).
Secara umum, Lapangan migas Donggi-Matindok memiliki berperan penting dalam mendukung produksi gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) Indonesia. PT Pertamina EP Asset 4 mengembangkan lapangan migas Donggi Matindok Field sejak April 2016.
Baca juga: Pertamina dan P3GL survei Geokimia di Blok Matindok
"Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mengantisipasi tingginya risiko pemboran dan biaya tinggi, terkait dugaan keberadaan potensi hidrokarbon di area Pantai Matindok serta mengurangi risiko operasional pemboran di laut dalam," kata Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM Dadan Kusdiana di Jakarta, Jumat.
Kapal Riset Geomarin III (KR Geomarin III) telah tiba kembali di Pelabuhan Cirebon pada 26 Desember 2019.
Sebelumnya Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyebutkan, survei dilakukan untuk meningkatkan potensi cadangan migas demi menjamin keberlangsungan industri hulu migas. Salah satu potensi yang besar adalah potensi sumber daya migas di area lepas pantai Matindok, yang meliputi area prospek Bubalus, Kudukudu dan Kepekepe.
KR Geomarin III bertolak dari Pelabuhan Bitung menuju lokasi survei coring pertama Leg 3 di Perairan Matindok, Luwuk, Sulawesi Tengah sejak tanggal 9 Desember 2019. Sebelum memulai Leg-3, BLU P3GL bersama PT Pertamina EP menggelar Management Walk Through (MWT) untuk kegiatan survei Geokimia Matindok, di Bitung Sulawesi Utara pada tanggal 8-9 Desember 2019.
Baca juga: Pertamina EP bidik produksi 85.000 barel minyak pada 2020
Selama 15 hari, tim melakukan coring 79 sampel microseepage dan melakukan coring kalibrasi dua sumur pemboran dengan jumlah sampel 20 buah. Sebelumnya tim telah melaksanakan survei geofisika pada 26 Oktober hingga 7 November 2019, sedangkan survei geologi mulai dilaksanakan 13 November hingga akhir Desember 2019.
Puslitbang Geologi Kelautan melaksanakan seluruh kegiatan survei selama tiga bulan, mulai dari persiapan, akuisisi data geofisika dan pengambilan sampel untuk analisis geokimia. Kegiatan akuisisi data sendiri telah dimulai pertengahan bulan Oktober hingga akhir bulan Desember 2019.
Target microseepage pada seluruh kegiatan ini meliputi 180 lokasi, macroseepage meliputi 20 lokasi dan kalibrasi sumur sebanyak 30 lokasi. Leg-2 berhasil menyelesaikan 121 titik, yang terdiri dari 101 lokasi microseepage dan 20 macroseepage dan 10 lokasi kalibrasi sumur.
P3GL melakukan survei pada area seluas 1.225 km2 dengan kedalaman air rata-rata di atas 500 meter hingga 1.000 meter. Wahana survei yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah KR Geomarin III dan ditunjang peralatan survey geologi dan geofisika, di antaranya Multibeam Echosounder (MBES), Subbuttom Profiling (SBP), Sidescan Sonar (SSS), serta peralatan Piston Corer, dan dilengkapi dengan Sound Velocity Profile (SVP).
Secara umum, Lapangan migas Donggi-Matindok memiliki berperan penting dalam mendukung produksi gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) Indonesia. PT Pertamina EP Asset 4 mengembangkan lapangan migas Donggi Matindok Field sejak April 2016.
Baca juga: Pertamina dan P3GL survei Geokimia di Blok Matindok
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: