Rusia dan Turki perpanjang pembicaraan soal Suriah dan Libya
26 Desember 2019 23:31 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat keduanya bertemu di resor laut Hitam Sochi, Rusia, Selasa (22/10/2019). ANTARA/REUTERS/POOL/pri.
Moskow (ANTARA) - Pembicaraan di Moskow antara delegasi pemerintah Turki dan diplomat Rusia berlangsung selama tiga hari, jauh lebih lama dari yang diperkirakan, ketika kedua belah pihak berusaha menemukan kompromi terhadap konflik Suriah dan Libya, demikian harian Vedomosti melaporkan pada Kamis.
Delegasi Turki tiba di Rusia pada Senin untuk melakukan pembicaraan terkait Suriah, menyusul laporan bahwa serangan yang didukung Rusia memaksa puluhan ribu warga Suriah melarikan diri ke Turki.
Jurubicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin mengatakan pada Selasa bahwa Rusia akan bekerja untuk menghentikan serangan di wilayah barat laut Suriah di Idlib setelah pembicaraan dengan delegasi Turki di Moskow dan bahwa Ankara berharap janji ini akan dipertahankan.
Kedua pihak juga membahas masalah Libya setelah Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pekan lalu negaranya tidak akan tinggal diam dalam menghadapi "tentara bayaran" seperti kelompok kontraktor militer swasta Wagner yang didukung Rusia, mendukung pasukan Khalifa Haftar di sana.
Moskow mengatakan sangat prihatin dengan keberadaan pasukan Turki yang dikerahkan ke Libya.
Baca juga: Israel tentang perjanjian batas maritim Turki-Libya
Baca juga: Turki, Rusia akan bahas Suriah dan Libya
Baca juga: Anadolu: parlemen Turki ratifikasi perjanjian keamanan dengan Libya
Delegasi Turki tiba di Rusia pada Senin untuk melakukan pembicaraan terkait Suriah, menyusul laporan bahwa serangan yang didukung Rusia memaksa puluhan ribu warga Suriah melarikan diri ke Turki.
Jurubicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin mengatakan pada Selasa bahwa Rusia akan bekerja untuk menghentikan serangan di wilayah barat laut Suriah di Idlib setelah pembicaraan dengan delegasi Turki di Moskow dan bahwa Ankara berharap janji ini akan dipertahankan.
Kedua pihak juga membahas masalah Libya setelah Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan pekan lalu negaranya tidak akan tinggal diam dalam menghadapi "tentara bayaran" seperti kelompok kontraktor militer swasta Wagner yang didukung Rusia, mendukung pasukan Khalifa Haftar di sana.
Moskow mengatakan sangat prihatin dengan keberadaan pasukan Turki yang dikerahkan ke Libya.
Baca juga: Israel tentang perjanjian batas maritim Turki-Libya
Baca juga: Turki, Rusia akan bahas Suriah dan Libya
Baca juga: Anadolu: parlemen Turki ratifikasi perjanjian keamanan dengan Libya
Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2019
Tags: