Topan Phanfone kacaukan momen Natal di Filipina
25 Desember 2019 22:28 WIB
Penduduk berdiri di antara rumah mereka yang hancur setelah Topan Kammuri terjadi di Provinsi Sorsogon, Filipina, Selasa (3/12/2019), dalam foto yang didapatkan dari media sosial. (via REUTERS/JINKY ANONUEVO SESBRENO) (via REUTERS/JINKY ANONUEVO SESBRENO)
Manila (ANTARA) - Momen perayaan Natal berubah kacau di wilayah pusat Filipina akibat terjangan badai topan Phanfone disertai angin kencang dan hujan deras yang merusak rumah, memutus aliran listrik, serta membuat para pelancong terlantar, menurut pejabat urusan kebencanaan pada Rabu.
Topan Phanfone yang termasuk dalam kategori 2 menurut Tropical Storm Risk itu meniupkan angin berkecepatan 120 km/jam dengan embusan mencapai 150 km/jam ketika mengakibatkan longsoran di provinsi Samar di bagian Timur pada Selasa (24/12).
Lebih dari 4.000 orang telah dievakuasi dari wilayah Visayas Timur, Filipina pusat, lanjut pihak berwenang, sekalipun tidak ada laporan korban tewas.
Gambar yang diunggah oleh Paul Cinco, seorang warga Tanauan, Provinsi Leyte, menunjukkan sapuan angin yang amat kuat serta kerusakan yang diciptakan dalam semalam.
“Akibat yang ditimbulkan tentu saja membuat kami amat bersedih karena ini hari Natal namun tidak terasa seperti Natal. Walaupun begitu, kami bersyukur bisa selamat...tidak ada kerusakan parah yang dilaporkan,” kata pejabat berwenang tersebut.
Lebih dari 20.000 penumpang dan 157 kapal juga terlantar di dermaga pada Rabu ini, dan setidaknya 60 penerbangan domestik telah dibatalkan. Laporan media lokal menyebutkan bahwa 100 rumah di jalur badai topan tersebut rusak dalam semalam.
Rata-rata 20 fenomena topan terjadi di Filipina setiap tahun, disertai dengan badai mengerikan pada beberapa tahun belakangan.
Sebagai kilas balik, dari 6.000 orang tewas dan 200.000 rumah rusak akibat topan Haiyan, badai topan terbesar yang menyebabkan tanah longsor di Filipina yang terjadi enam tahun lalu.
Sementara Phanfone, yang bertambah kuat dan melalui wilayah pusat, diharapkan bisa meninggalkan Filipina pada Kamis esok.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korban tewas akibat topan di Filipina mencapai 10 orang
Topan Phanfone yang termasuk dalam kategori 2 menurut Tropical Storm Risk itu meniupkan angin berkecepatan 120 km/jam dengan embusan mencapai 150 km/jam ketika mengakibatkan longsoran di provinsi Samar di bagian Timur pada Selasa (24/12).
Lebih dari 4.000 orang telah dievakuasi dari wilayah Visayas Timur, Filipina pusat, lanjut pihak berwenang, sekalipun tidak ada laporan korban tewas.
Gambar yang diunggah oleh Paul Cinco, seorang warga Tanauan, Provinsi Leyte, menunjukkan sapuan angin yang amat kuat serta kerusakan yang diciptakan dalam semalam.
“Akibat yang ditimbulkan tentu saja membuat kami amat bersedih karena ini hari Natal namun tidak terasa seperti Natal. Walaupun begitu, kami bersyukur bisa selamat...tidak ada kerusakan parah yang dilaporkan,” kata pejabat berwenang tersebut.
Lebih dari 20.000 penumpang dan 157 kapal juga terlantar di dermaga pada Rabu ini, dan setidaknya 60 penerbangan domestik telah dibatalkan. Laporan media lokal menyebutkan bahwa 100 rumah di jalur badai topan tersebut rusak dalam semalam.
Rata-rata 20 fenomena topan terjadi di Filipina setiap tahun, disertai dengan badai mengerikan pada beberapa tahun belakangan.
Sebagai kilas balik, dari 6.000 orang tewas dan 200.000 rumah rusak akibat topan Haiyan, badai topan terbesar yang menyebabkan tanah longsor di Filipina yang terjadi enam tahun lalu.
Sementara Phanfone, yang bertambah kuat dan melalui wilayah pusat, diharapkan bisa meninggalkan Filipina pada Kamis esok.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korban tewas akibat topan di Filipina mencapai 10 orang
Penerjemah: Suwanti
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2019
Tags: