Koresponden Reuters India (ANTARA) - Perusahaan retail pakaian asal Australia, Cotton On Group, menyatakan pada Selasa bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan terhadap salah satu pemasok dari China.

Hal itu dilakukan setelah perusahaan operator supermarket Tesco asal Inggris sebelumnya menangguhkan kerja sama dengan pemasok yang sama atas isu penggunaan tenaga buruh paksa narapidana.

Tesco menjalankan investigasi terhadap Zhejiang Yunguang Printing setelah ada laporan media bahwa pelanggan menemukan pesan di dalam kartu Natal yang diproduksi oleh Zhejiang dan dibelinya dari Tesco yang menyebut produk tersebut dikemas oleh narapidana asing.

Berdasarkan keterangan Tesco, kartu Natal itu diproduksi di pabrik percetakan milik Zhejiang Yunguang Printing, yang terletak sekitar 100 kilometer dari penjara Shanghai Qingpu.

Zhejiang Yunguang Printing sendiri belum berkomentar terkait isu ini. Sementara Menteri Luar Negeri China pada Senin (23/12) membantah tuduhan buruh paksa di penjara Shanghai.

"Sebagai bentuk perhatian kami atas isu tersebut, Cotton On Group telah memulai sebuah penyelidikan terhadap pemasok kami itu," ujar Manajer Umum Komunikasi Cotton On, Greer McCracken.

Pihaknya juga menyebut bahwa tidak ada toleransi bagi bentuk perbudakan modern macam apapun, termasuk buruh paksa.

Menurut laporan ABC News, Zhejiang Yunguang Printing juga menjadi rekan bisnis dari perusahaan internasional Walt Disney dan Big Lots asal Amerika Serikat.

Namun kedua perusahaan itu juga belum memberikan komentar atas isu ini.

Sumber: Reuters

Baca juga: Tesco dan Volkswagen kembangkan stasiun pengisian kendaraan listrik di Inggris
Baca juga: Saham Tesco rontok di tengah Bursa Inggris berakhir naik 35,73 poin