Jakarta (ANTARA) - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah memutuskan Zulkifli Zaini sebagai Direktur Utama (Dirut) menggantikan Sripeni Inten Cahyani yang selama ini menjabat Pelaksana Tugas (Plt) sejak Agustus 2019.

Sebelum ditetapkan menjadi Dirut PLN, Zulkifli menjabat Direktur Bank Mandiri untuk periode 2010-2013. Zulkifli mengawali karier sebagai bankir sejak 1983 di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), salah satu bank BUMN yang melebur menjadi Bank Mandiri.

Selepas menduduki jabatan puncak pada Bank Mandiri, ia juga sempat menjadi Komisaris Independen Bank Negara Indonesia (Persero) pada 2015-2016.

Saat ini, Zulkifli masih tercatat sebagai Komisaris Independen PT Bank Permata Tbk sejak 2017 yang baru saja diakuisisi Bangkok Bank asal Thailand.
Baca juga: Zulkifli Zaini, bankir yang nakhodai PLN

Peraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1980 itu bukanlah sosok baru di bidang kelistrikan. Tercatat, Zulkifli sempat menjadi Komisaris PT PLN (Persero) (Juli 2013-April 2015). Artinya, Zulkifli telah mengerti seluk-beluk bisnis listrik di Indonesia.

Akhirnya, pria kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat pada 13 Januari 1956 itu dipercaya Kementerian BUMN sebagai Dirut PLN. Ditambah dengan keahlian di bidang keuangan, pemerintah berharap banyak PLN akan semakin baik ke depannya.

"Pak Zulkifli memiliki rekam jejak yang sangat baik, siap berkeringat dan berakhlak. Sama dengan Dirut dan Komut BUMN lainnya," ujar Menteri BUMN Erick Thohir.

PLN bakal memiliki "pekerjaan rumah" dengan tugas yang berat mulai dari merealisasikan rasio elektrifikasi 100 persen di Indonesia hingga menciptakan tarif listrik yang efisien baik untuk masyarakat maupun industri.

Selain itu, para pimpinan PLN juga ditugasi untuk meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan sebagai sumber listrik. Salah satu yang harus dipenuhi PLN adalah pemenuhan listrik ramah lingkungan di ibu kota baru (IKN).

Dengan demikian, dibutuhkan sosok perencana yang matang agar arus kas tetap terjaga sehat.

Zulkifli yang meraih gelar Master of Business Administration di Washington University, Amerika Serikat pada tahun 1994 itu diharapkan dapat menjaga arus kas keuangan perusahaan tetap sehat. Kesalahan hitung dan prediksi sedikit saja bisa membawa kerugian dalam nilai besar.

Dalam menjaga arus kas tetap terjaga sehat maka operasional PLN harus efisien, manajemen dituntut dapat meningkatkan performa pada level terbaik pada bidang transmisi, distribusi, dan sumber daya manusia.


Laksanakan mandat

Neraca keuangan perusahaan yang sehat merupakan salah satu poin penting bagi PLN agar dapat melaksanakan mandat pemerintah.

"Tidak ada perusahaan yang mampu melaksanakan mandat kecuali keuangannya baik. Jadi kami, direksi maupun komisaris akan upayakan agar keuangan PLN sehat neracanya, sehat cash flownya," ujar Zulkifli Zaini, usai RUPS di gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (23/12).

Selain menjaga neraca keuangan, ia menambahkan, PLN juga dituntut untuk mengatasi pemadaman listrik dan tarif yang terjangkau bagi masyarakat.

"Kami menyadari harapan masyarakat, kita harus mampu atasi pemadaman listrik, sudah tentu tarif harus terjangkau," katanya lagi.

Dengan demikian, meningkatkan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG) juga menjadi poin penting, sehingga perusahaan lebih transparan dan akuntabel.

"Transparansi, keterbukaan kepada publik, kecepatan bertindak namun dengan struktural yang baik dan risiko yang terukur," katanya pula.
Baca juga: Ahli bidang keuangan, dasar penunjukan Zulkifli jadi Dirut PLN

Mandat lainnya, PLN diminta pemerintah untuk turut serta berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dengan menyediakan listrik hingga pelosok Tanah Air.

"Arahan berikutnya, Menteri BUMN meminta kepada kami, pastikan PLN jadi perusahaan yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan listrik ke seluruh pelosok perdesaan," katanya.

Agar dapat melaksanakan mandat pemerintah itu, Zulkifli mengatakan, PLN dituntut untuk menjalankan operasional secara efisien.

"Artinya, PLN harus didukung oleh organisasi yang solid, sumber daya manusia yang kompeten, saling kerja sama atau bersinergi, dan memiliki orientasi untuk melayani," katanya.

Dalam menjalankan operasional yang efisien, PLN juga dituntut untuk menjalin kemitraan yang sehat, adil, dan ekosistem yang kondusif.

"Sudah tentu kita akan memberikan pelayanan dan berkomunikasi dengan stakeholder dengan baik. Kita harap reputasi PLN ke depan lebih baik. Kita harus adopsi teknologi inovasi dan pelayanan dengan baik," katanya pula.