Jakarta (ANTARA) - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan produksi batu bara pada tahun 2020 mencapai 30 juta ton, dibandingkan dengan tahun 2019 sebanyak 28,5 juta ton.

Direktur Pemasaran Bukit Asam Adib Ubaidillah menyebutkan dari total 30 juta ton, 90 persen produksi batu bara tahun depan sudah terjual. Sebesar 60 persen dari penjualan batu bara tersebut diserap oleh PT PLN sebagai energi primer nasional.

Baca juga: Bukit Asam lepas saham treasuri Rp240 miliar

"Kami menjual sebanyak 30 juta ton, 90 persennya sudah terjual. Proyeksinya masih tetap. Untuk domestik kita akan support untuk kebutuhan primer nasional kita dari PLN," kata Adib pada acara media gathering Bukit Asam di Jakarta, Senin.

Selain untuk kebutuhan energi nasional, produksi batu bara Bukit Asam diekspor ke sejumlah negara, yakni India, Taiwan, Pakistan dan Thailand.

Adib menambahkan bahwa untuk pasar ekspor, ada perubahan segmentasi di mana mulai tahun 2020, PTBA melakukan penjualan langsung ke pembeli, dari yang saat ini penjualan lebih banyak dilakukan melalui trader.

Penjualan langsung ke pembeli ini dilakukan menggunakan kapal nasional. Hal itu sejalan dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2018 tentang Ketentuan Penggunaan Angkutan Laut dan Asuransi Nasional untuk ekspor dan impor barang tertentu.

Baca juga: Pembangunan pabrik gasifikasi batubara di Tanjung Enim ditargetkan rampung 2022

Menurut Adib, penjualan langsung ke pembeli selain karena faktor harga yang lebih menguntungkan, juga dapat memanfaatkan armada kapal nasional.

PTBA sebagai produsen juga dapat menyesuaikan kebutuhan batubara sesuai kualitas yang diinginkan pembeli.

"Tahun 2020 kami akan coba menggunakan kapal berbendera Indonesia bulan Juli. Tujuannya ke beberapa negara seperti Filipina, Thailand. Kita akan coba nanti masuk juga ke India dan Pakistan," kata Adib.

Baca juga: Asosiasi batubara nilai dirut dan komut baru PLN kombinasi serasi