Mantan presiden Bolivia gelar rapat di perbatasan Argentina
22 Desember 2019 15:10 WIB
Pendukung mantan presiden Bolivia Evo Morales berpartisipasi dalam sebuah demonstrasi di Cochabamba, Bolivia, Senin (18/11/2019). ANTARA/REUTERS/Marco Bello/aa. (REUTERS/MARCO BELLO)
La Paz (ANTARA) - Mantan presiden Bolivia, Evo Morales, pada Sabtu (21/12) meminta para pendukungnya menghadiri rapat umum di perbatasan Argentina dan Bolivia pada 29 Desember untuk memilih kandidat pada pemilihan Bolivia awal 2020.
Selama wawancara dengan radio Argentina, Morales --yang mencari suaka politik di Argentina-- mengatakan ia sudah meminta agar Gerakan Sosialisme, partai yang ia pimpin selama 14 tahun, mengadakan rapat umum.
"Kita akan memilih calon kita untuk mengikuti pemilihan mendatang di Bolivia," kata Morales kepada Radio La Network.
Baca juga: Jaksa agung Bolivia selidiki Morales atas dugaan penghasutan
Pemilihan di Bolivia pada Oktober, untuk menentukan presiden, wakil presiden dan sejumlah anggota parlemen baru, dibatalkan karena ada serangkaian kecurangan yang ditemukan oleh sebuah lembaga pemeriksa internasional.
Skandal pemilihan itu membuat Morales terpaksa mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden Bolivia dan kemudian meninggalkan negara itu pada pertengahan November.
Pekan ini, parlemen Bolivia telah memberikan tugas pada sebuah pengadilan pemilihan beranggota enam orang.
Pengadilan tersebut diperkirakan pada 2 Januari akan menentukan jadwal pemilihan baru dalam 120 hari.
Morales tidak menyebutkan tempat rapat umum, namun media setempat menggambarkan bahwa pertemuan tersebut akan berlangsung di kota Oran atau Salvador Mazza di Provinsi Salta, sekitar 1.300 kilometer sebelah barat laut Buenos Aires.
Baca juga: Mantan Presiden Morales minta PBB tengahi krisis Bolivia
Mantan presiden tersebut mengatakan pemerintah Argentina sudah setuju untuk memberikan pengamanan dalam pelaksanaan acara tersebut.
Morales, seorang pemimpin asal suku pribumi, berada di Argentina sejak 12 Desember, yaitu setelah ia meninggalkan Meksiko.
Meksiko adalah negara yang ia tuju setelah mundur sebagai presiden dan mendapat tekanan dari militer.
Baca juga: Morales kecam pengakuan AS atas pemerintahan baru Bolivia
Mantan petani koka itu menang dalam pemilihan presiden Bolivia pada 20 Oktober untuk masa jabatan keempat berturut-turut. Ia mengklaim dirinya digulingkan melalui kudeta.
Kejaksaan Bolivia pada Rabu (18/12) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Morales atas kejahatan penghasutan, terorisme dan pendanaan teroris.
Penahanan itu didukung oleh pemerintahan Jeanine Áñez, mantan senator dan lawan Morales. Jeanine pada November mengambil alih kepemimpinan sementara sebagai presiden Bolivia.
Sumber: Reuters
Selama wawancara dengan radio Argentina, Morales --yang mencari suaka politik di Argentina-- mengatakan ia sudah meminta agar Gerakan Sosialisme, partai yang ia pimpin selama 14 tahun, mengadakan rapat umum.
"Kita akan memilih calon kita untuk mengikuti pemilihan mendatang di Bolivia," kata Morales kepada Radio La Network.
Baca juga: Jaksa agung Bolivia selidiki Morales atas dugaan penghasutan
Pemilihan di Bolivia pada Oktober, untuk menentukan presiden, wakil presiden dan sejumlah anggota parlemen baru, dibatalkan karena ada serangkaian kecurangan yang ditemukan oleh sebuah lembaga pemeriksa internasional.
Skandal pemilihan itu membuat Morales terpaksa mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden Bolivia dan kemudian meninggalkan negara itu pada pertengahan November.
Pekan ini, parlemen Bolivia telah memberikan tugas pada sebuah pengadilan pemilihan beranggota enam orang.
Pengadilan tersebut diperkirakan pada 2 Januari akan menentukan jadwal pemilihan baru dalam 120 hari.
Morales tidak menyebutkan tempat rapat umum, namun media setempat menggambarkan bahwa pertemuan tersebut akan berlangsung di kota Oran atau Salvador Mazza di Provinsi Salta, sekitar 1.300 kilometer sebelah barat laut Buenos Aires.
Baca juga: Mantan Presiden Morales minta PBB tengahi krisis Bolivia
Mantan presiden tersebut mengatakan pemerintah Argentina sudah setuju untuk memberikan pengamanan dalam pelaksanaan acara tersebut.
Morales, seorang pemimpin asal suku pribumi, berada di Argentina sejak 12 Desember, yaitu setelah ia meninggalkan Meksiko.
Meksiko adalah negara yang ia tuju setelah mundur sebagai presiden dan mendapat tekanan dari militer.
Baca juga: Morales kecam pengakuan AS atas pemerintahan baru Bolivia
Mantan petani koka itu menang dalam pemilihan presiden Bolivia pada 20 Oktober untuk masa jabatan keempat berturut-turut. Ia mengklaim dirinya digulingkan melalui kudeta.
Kejaksaan Bolivia pada Rabu (18/12) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Morales atas kejahatan penghasutan, terorisme dan pendanaan teroris.
Penahanan itu didukung oleh pemerintahan Jeanine Áñez, mantan senator dan lawan Morales. Jeanine pada November mengambil alih kepemimpinan sementara sebagai presiden Bolivia.
Sumber: Reuters
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019
Tags: