Hadapi industri 4.0, Kemnaker siapkan vokasi digital bersama RuangGuru
20 Desember 2019 21:19 WIB
Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan Bambang Satrio Lelono (kedua kiri), pada diskusi FMB di Kementerian Kominfo Jakarta, Jumat (20/12/2019). ANTARA/Mentari Dwi Gayati/aa.
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Ketenagakerjaan tengah menyiapkan pelatihan vokasi secara masif berbasis sistem digital, salah satunya dengan menggaet RuangGuru, dalam menghadapi persaingan di era revolusi industri 4.0.
"Saat ini Kementerian Ketenagakerjaan membuat pelatihan kerja/vokasi secara digital bekerja sama dengan RuangGuru dan Yayasan Plan International Indonesia," kata Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kemnaker Bambang Satrio Lelono, pada diskusi FMB di Kementerian Kominfo Jakarta, Jumat.
Menurut dia, pelatihan digital merupakan gabungan antara e-training dan pelatihan tatap muka untuk para pencari pekerja baru.
Baca juga: Google Indonesia perbanyak UMKM NTB ikut pelatihan usaha digital
Tujuannya agar memudahkan akses pelatihan vokasi dan menjalankan platform untuk meningkatkan kompetensi secara mudah dan murah dalam menjaring tenaga kerja baru.
Kemnaker pun membuat program Blended Training di tiga lokasi Balai Latihan Kerja (BLK) yakni Bekasi (Jawa Barat), Lombok (Nusa Tenggara Barat) dan Semarang (Jawa Tengah).
Pelatihan digital ini difokuskan pada hospitality (pelayanan), retail, teknologi informasi, teknologi fesyen dan otomasi industri. Diharapkan sampai tahun 2020, program pilot project ini menumbuhkan 10.000 tenaga kerja dan wirausahawan baru.
Baca juga: Grab gandeng Microsoft untuk pelatihan dan literasi digital
Bambang menambahkan program ini sebagai upaya merespons perkembangan industri 4.0 yang akan menghilangkan banyak profesi namun tetap memberikan peluang pekerjaan-pekerjaan baru.
Untuk itu, pemerintah mulai tahun 2020, membuat program pelatihan vokasi secara masif dengan target 2 juta orang dengan pola Tripple Skills.
Pertama, memberikan keterampilan kepada angkatan kerja baru agar bisa bersaing di pasar tenaga kerja. Kedua, peningkatan keterampilan (upskilling) bagi para pekerja yang sudah existing mengingat hampir 58 persen tenaga kerja Indonesia berpendidikan SD-SMP.
Ketiga, re-skilling agar bisa mempunyai kompetensi di tengah pasar tenaga kerja yang berubah.
Selain vokasi digital, Kemnaker juga melakukan revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) di daerah-daerah. Sejauh ini Kemnaker sudah merevitalisasi 50 persen dari sekitar 305 BLK.
"Tahun depan, pemerintah akan membangun sekitar 2.000-an BLK Komunitas di daerah-daerah seperti BLK Pesantren. Khususnya di daerah pinggiran dan tertinggal," kata Bambang.
"Saat ini Kementerian Ketenagakerjaan membuat pelatihan kerja/vokasi secara digital bekerja sama dengan RuangGuru dan Yayasan Plan International Indonesia," kata Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kemnaker Bambang Satrio Lelono, pada diskusi FMB di Kementerian Kominfo Jakarta, Jumat.
Menurut dia, pelatihan digital merupakan gabungan antara e-training dan pelatihan tatap muka untuk para pencari pekerja baru.
Baca juga: Google Indonesia perbanyak UMKM NTB ikut pelatihan usaha digital
Tujuannya agar memudahkan akses pelatihan vokasi dan menjalankan platform untuk meningkatkan kompetensi secara mudah dan murah dalam menjaring tenaga kerja baru.
Kemnaker pun membuat program Blended Training di tiga lokasi Balai Latihan Kerja (BLK) yakni Bekasi (Jawa Barat), Lombok (Nusa Tenggara Barat) dan Semarang (Jawa Tengah).
Pelatihan digital ini difokuskan pada hospitality (pelayanan), retail, teknologi informasi, teknologi fesyen dan otomasi industri. Diharapkan sampai tahun 2020, program pilot project ini menumbuhkan 10.000 tenaga kerja dan wirausahawan baru.
Baca juga: Grab gandeng Microsoft untuk pelatihan dan literasi digital
Bambang menambahkan program ini sebagai upaya merespons perkembangan industri 4.0 yang akan menghilangkan banyak profesi namun tetap memberikan peluang pekerjaan-pekerjaan baru.
Untuk itu, pemerintah mulai tahun 2020, membuat program pelatihan vokasi secara masif dengan target 2 juta orang dengan pola Tripple Skills.
Pertama, memberikan keterampilan kepada angkatan kerja baru agar bisa bersaing di pasar tenaga kerja. Kedua, peningkatan keterampilan (upskilling) bagi para pekerja yang sudah existing mengingat hampir 58 persen tenaga kerja Indonesia berpendidikan SD-SMP.
Ketiga, re-skilling agar bisa mempunyai kompetensi di tengah pasar tenaga kerja yang berubah.
Selain vokasi digital, Kemnaker juga melakukan revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) di daerah-daerah. Sejauh ini Kemnaker sudah merevitalisasi 50 persen dari sekitar 305 BLK.
"Tahun depan, pemerintah akan membangun sekitar 2.000-an BLK Komunitas di daerah-daerah seperti BLK Pesantren. Khususnya di daerah pinggiran dan tertinggal," kata Bambang.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: