Wapres: Kesetiakawanan wujudkan masyarakat maju dan sejahtera
20 Desember 2019 16:37 WIB
Wakil Presiden Maruf Amin bersama Menteri Sosial Juliari P Batubara dan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor saat menghadiri puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) tahun 2019 yang dipusatkan di Kota Banjarbaru, Kalsel. ANTARA/Dokumen
Banjarbaru (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, sikap kesetiakawanan sosial yang dilakukan dengan penuh ketulusan mampu mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju dan sejahtera.
"Sikap kesetiakawanan sosial harus terus dibangun dan dipupuk melalui rasa saling peduli, memberi dan berbagi. Karena mampu mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju dan sejahtera," ujarnya di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Jumat.
Pernyataan itu disampaikan Wapres pada puncak Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) tahun 2019 yang digelar di halaman kantor Setdaprov Kalsel diikuti ribuan peserta dari seluruh Indonesia.
Menurut Wapres, bangsa Indonesia menghadapi dua persoalan yang menjadi perhatian serius dan harus disikapi bersama yakni masalah intoleransi dan kesenjangan sosial terkait kemiskinan.
Baca juga: Semangat kesetiakawanan sosial harus digelorakan generasi milenial
Disebutkan, masalah intoleransi sejatinya harus dihindari baik terkait intoleransi terhadap perbedaan agama, etnis, perbedaan pendapat hingga perbedaan sikap politik yang bisa mengganggu stabilitas negara.
Ditekankan, jika masalah itu muncul dan dibiarkan maka dampaknya akan sangat mengganggu kehidupan bernegara karena bisa menjadi paham radikalisme bahkan tumbuh menjadi terorisme.
"Jika muncul sikap intoleransi maka harus segera diatasi karena jika tidak bisa akan menimbulkan benih-benih perpecahan dan dampaknya bisa memecah persatuan dan kesatuan bangsa," tegasnya.
Persoalan bangsa kedua, adalah masih terjadinya kesenjangan sosial yang memunculkan kemiskinan meski pun sejak masa pemerintahan Presiden Joko Widodo sudah terjadi penurunan mencapai 9,7 persen.
Baca juga: Rp94 miliar disalurkan selama kegiatan HKSN 2019
Dikatakan, meski pun kemiskinan menurun tetapi jumlah penduduk miskin juga banyak mencapai 25 juta jiwa sehingga ketimpangan sosial harus ditangani agar tidak muncul konflik di tengah masyarakat.
"Sikap kesetiakawanan sosial sangat berperan mencegah dua persoalan bangsa itu. Bahkan sejatinya menjadi stimulus untuk mencegah keretakan sosial dan perpecahan masyarakat Indonesia yang majemuk ," katanya.
Kegiatan nasional yang dilaksanakan Kementerian Sosial RI itu dirangkai berbagai kegiatan seperti Bulan Bakti Kesetiakawanan Sosial (BBKS) di Siring 0 Kilometer Banjarmasin depan bekas Kantor Gubernur Kalsel, Kamis (19/12).
Pada peringatan BBKS, Mensos beserta pemerintah daerah dan mitra Kemensos menyalurkan berbagai bantuan kepada masyarakat secara simbolik senilai Rp 94.638.600.000.
Baca juga: Presiden ajak masyarakat jaga kesetiakawanan sosial
Bantuan yang disalurkan, antara lain bantuan alat disabilitas, kacamata baca, toilet umum, dan sebagainya.
Puncak peringatan BBKS juga merupakan titik akhir atau etape terakhir/garis finish dari kegiatan Lintas Batas Kesetiakawanan Sosial (LBKS) Lintas Banua Bergerak yang dilaksanakan di enam etape.
Lintas batas di mulai dari Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar dan perjalanan diakhiri di Kota Banjarmasin.
Baca juga: Wapres: Kesetiakawanan sosial berperan mengikis sikap intoleran
"Sikap kesetiakawanan sosial harus terus dibangun dan dipupuk melalui rasa saling peduli, memberi dan berbagi. Karena mampu mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju dan sejahtera," ujarnya di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Jumat.
Pernyataan itu disampaikan Wapres pada puncak Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) tahun 2019 yang digelar di halaman kantor Setdaprov Kalsel diikuti ribuan peserta dari seluruh Indonesia.
Menurut Wapres, bangsa Indonesia menghadapi dua persoalan yang menjadi perhatian serius dan harus disikapi bersama yakni masalah intoleransi dan kesenjangan sosial terkait kemiskinan.
Baca juga: Semangat kesetiakawanan sosial harus digelorakan generasi milenial
Disebutkan, masalah intoleransi sejatinya harus dihindari baik terkait intoleransi terhadap perbedaan agama, etnis, perbedaan pendapat hingga perbedaan sikap politik yang bisa mengganggu stabilitas negara.
Ditekankan, jika masalah itu muncul dan dibiarkan maka dampaknya akan sangat mengganggu kehidupan bernegara karena bisa menjadi paham radikalisme bahkan tumbuh menjadi terorisme.
"Jika muncul sikap intoleransi maka harus segera diatasi karena jika tidak bisa akan menimbulkan benih-benih perpecahan dan dampaknya bisa memecah persatuan dan kesatuan bangsa," tegasnya.
Persoalan bangsa kedua, adalah masih terjadinya kesenjangan sosial yang memunculkan kemiskinan meski pun sejak masa pemerintahan Presiden Joko Widodo sudah terjadi penurunan mencapai 9,7 persen.
Baca juga: Rp94 miliar disalurkan selama kegiatan HKSN 2019
Dikatakan, meski pun kemiskinan menurun tetapi jumlah penduduk miskin juga banyak mencapai 25 juta jiwa sehingga ketimpangan sosial harus ditangani agar tidak muncul konflik di tengah masyarakat.
"Sikap kesetiakawanan sosial sangat berperan mencegah dua persoalan bangsa itu. Bahkan sejatinya menjadi stimulus untuk mencegah keretakan sosial dan perpecahan masyarakat Indonesia yang majemuk ," katanya.
Kegiatan nasional yang dilaksanakan Kementerian Sosial RI itu dirangkai berbagai kegiatan seperti Bulan Bakti Kesetiakawanan Sosial (BBKS) di Siring 0 Kilometer Banjarmasin depan bekas Kantor Gubernur Kalsel, Kamis (19/12).
Pada peringatan BBKS, Mensos beserta pemerintah daerah dan mitra Kemensos menyalurkan berbagai bantuan kepada masyarakat secara simbolik senilai Rp 94.638.600.000.
Baca juga: Presiden ajak masyarakat jaga kesetiakawanan sosial
Bantuan yang disalurkan, antara lain bantuan alat disabilitas, kacamata baca, toilet umum, dan sebagainya.
Puncak peringatan BBKS juga merupakan titik akhir atau etape terakhir/garis finish dari kegiatan Lintas Batas Kesetiakawanan Sosial (LBKS) Lintas Banua Bergerak yang dilaksanakan di enam etape.
Lintas batas di mulai dari Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar dan perjalanan diakhiri di Kota Banjarmasin.
Baca juga: Wapres: Kesetiakawanan sosial berperan mengikis sikap intoleran
Pewarta: Imam Hanafi/yose rizal
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019
Tags: