Ekonom proyeksikan pertumbuhan ekonomi 2019 masih capai lima persen
19 Desember 2019 13:32 WIB
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memberikan paparan saat Media Gathering Economic and Market Outlook 2020 di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (19/12/2019). ANTARA/Citro Atmoko
Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini masih mencapai level lima persen.
"Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 masih mencapai lima persen, didorong beberapa faktor musiman pada kuartal IV 2019," ujar Andry saat Media Gathering Economic and Market Outlook 2020 di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis.
Baca juga: Bank Dunia turunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019
Baca juga: ADB pertahankan proyeksi pertumbuhan Indonesia 5,1 persen pada 2019
Adapun faktor-faktor musiman tersebut salah satunya yaitu penguatan konsumsi rumah tangga (RT) akibat perayaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 dan peningkatan realisasi belanja pemerintah pada akhir kuartal setiap tahunnya.
"Sementara itu, harga-harga komoditas utama seperti, batubara, minyak kelapa sawit, minyak mentah, karet dan nikel masih pada tingkat moderat, sehingga daya dorong sektor komoditas terhadap pertumbuhan ekonomi relatif masih lemah," kata Andry.
Sampai dengan kuartal III 2019, ekonomi Indonesia mampu tumbuh pada kisaran lima meskipun ekonomi dunia tumbuh melambat akibat dampak ketidakpastian global terkait perang dagang AS-China dan gejolak geopolitik di berbagai wilayah, seperti Brexit, Hongkong, Semenanjung Korea, dan Timur Tengah.
Perekonomian Indonesia tercatat tumbuh sebesar 5,02 persen (yoy) pada kuartal III 2019, cenderung melemah jika dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal 2018 yang sebesar 5,17 persen (yoy).
Namun, jika dibandingkan dengan negara-negara emerging market besar lainnya, capaian ekonomi Indonesia terbilang cukup memuaskan.
Pada periode yang sama, ekonomi China melambat dari 6,5 persen (yoy) menjadi 6 persen (yoy), dan ekonomi India merosot tajam dari 7 persen (yoy) menjadi 4,55 persen (yoy).
Baca juga: ADB proyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2 persen pada 2020
Baca juga: Bappenas beberkan strategi agar ekonomi RI tumbuh 6 persen
"Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 masih mencapai lima persen, didorong beberapa faktor musiman pada kuartal IV 2019," ujar Andry saat Media Gathering Economic and Market Outlook 2020 di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis.
Baca juga: Bank Dunia turunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019
Baca juga: ADB pertahankan proyeksi pertumbuhan Indonesia 5,1 persen pada 2019
Adapun faktor-faktor musiman tersebut salah satunya yaitu penguatan konsumsi rumah tangga (RT) akibat perayaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 dan peningkatan realisasi belanja pemerintah pada akhir kuartal setiap tahunnya.
"Sementara itu, harga-harga komoditas utama seperti, batubara, minyak kelapa sawit, minyak mentah, karet dan nikel masih pada tingkat moderat, sehingga daya dorong sektor komoditas terhadap pertumbuhan ekonomi relatif masih lemah," kata Andry.
Sampai dengan kuartal III 2019, ekonomi Indonesia mampu tumbuh pada kisaran lima meskipun ekonomi dunia tumbuh melambat akibat dampak ketidakpastian global terkait perang dagang AS-China dan gejolak geopolitik di berbagai wilayah, seperti Brexit, Hongkong, Semenanjung Korea, dan Timur Tengah.
Perekonomian Indonesia tercatat tumbuh sebesar 5,02 persen (yoy) pada kuartal III 2019, cenderung melemah jika dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal 2018 yang sebesar 5,17 persen (yoy).
Namun, jika dibandingkan dengan negara-negara emerging market besar lainnya, capaian ekonomi Indonesia terbilang cukup memuaskan.
Pada periode yang sama, ekonomi China melambat dari 6,5 persen (yoy) menjadi 6 persen (yoy), dan ekonomi India merosot tajam dari 7 persen (yoy) menjadi 4,55 persen (yoy).
Baca juga: ADB proyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2 persen pada 2020
Baca juga: Bappenas beberkan strategi agar ekonomi RI tumbuh 6 persen
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: