Kadin bidik industri olahraga Surabaya
18 Desember 2019 14:04 WIB
Ketua Umum Kadin Jatim La Nyalla Mahmud Mattalitti (kiri) melantik Ketua Kadin Surabaya, Ali Affandi di Surabaya (H.O Kadin Surabaya)
Surabaya (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya akan membidik beberapa model bisnis baru di kepengurusan 2019-2024, salah satunya industri olahraga sebagai bagian terobosan program yang perlu digarap pelaku usaha di wilayah setempat.
"Kami menangkap model-model bisnis baru yang perlu digarap pelaku usaha Surabaya. Misalnya sport industry, ini belum banyak yang mengerjakan, padahal di luar negeri berkembang pesat," kata Ketua Kadin Surabaya M Ali Affandi kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Affandi usai secara resmi dilantik Ketua Umum Kadin Jatim La Nyalla Mahmud Mattalitti sebagai Ketua Kadin Surabaya mengaku, dirinya telah membuat terobosan lain untuk kepengurusan Kadin Kota Surabaya 2019-2024, salah satunya yang sudah dijalankan adalah "Pulang Bawa Izin".
Yakni program yang dilakukan dengan kerja sama dinas terkait untuk memfasilitasi UMKM mengurus perizinan dengan membuka booth pelayanan di Grand City Surabaya beberapa waktu lalu.
Kadin Surabaya saat ini, kata dia, juga bergegas menyiapkan terobosan lain, dengan menyiapkan sejumlah program dan mentoring bisnis.
"Kami sudah siapkan program-program lain, yang intinya adalah menjadikan Kadin instrumen mengorkestrasi dunia usaha agar selaras dengan upaya pemerintah kota mewujudkan perekonomian yang progresif, inklusif, dan mampu menampilkan wajah metropolitan yang humanis serta berkelanjutan, ujar Andi, sapaan akrab Ali Affandi
Andi memaparkan, sebagai denyut nadi utama ekonomi Indonesia Timur, ekonomi Surabaya memang akan selalu bergeliat.
Rata-rata pertumbuhannya selalu lebih bagus dibanding nasional. Misalnya, pada 2018, ekonomi Surabaya tumbuh 6,19 persen, sedangkan Jatim 5,5 persen dan nasional 5,17 persen.
"Tren ini perlu ditingkatkan terutama dengan pelibatan optimal kelompok usaha menengah ke bawah," ujarnya.
Meski sudah relatif baik, Surabaya tetap menghadapi tantangan berat. Misalnya, peningkatan angkatan kerja yang belum diimbangi lapangan kerja baru.
Angkatan kerja Surabaya terus naik dari tahun ke tahun, termasuk karena perpindahan tenaga kerja dari luar kota ke Surabaya.
"Dan ke depan ada ancaman perlambatan ekonomi. Kita harus mengantisipasi, di satu sisi angkatan kerja naik, tapi di sisi lain ekonomi agak melambat, sehingga ada potensi peningkatan pengangguran. Ini harus dijawab dengan mendorong sektor kreatif terus tumbuh," kata pengusaha yang menggeluti bisnis infrastruktur, industri kreatif, dan properti tersebut.
Untuk itu, Kadin Surabaya juga akan mengusung lima kunci yaitu changemakers, MICE, tourism, trading, dan economic hub.
"MICE, tourism, dan trading adalah pilar ekonomi Surabaya yang digerakkan UMKM sampai industri besar. Economic hub adalah karakter bisnis Surabaya. Nah itu semua harus dikerangkai dengan inovasi, kita menjadi changemakers untuk terus maju, tidak berpuas diri dengan kemajuan saat ini,” jelasnya.
Baca juga: Kadin : UMKM Surabaya perlu siapkan diri sambut Piala Dunia U-20
Baca juga: Kadin Surabaya usulkan kolaborasi jangka panjang dengan Australia
Baca juga: Kadin ajak pengusaha Surabaya jalin kolaborasi teknologi dengan Taiwan
"Kami menangkap model-model bisnis baru yang perlu digarap pelaku usaha Surabaya. Misalnya sport industry, ini belum banyak yang mengerjakan, padahal di luar negeri berkembang pesat," kata Ketua Kadin Surabaya M Ali Affandi kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Affandi usai secara resmi dilantik Ketua Umum Kadin Jatim La Nyalla Mahmud Mattalitti sebagai Ketua Kadin Surabaya mengaku, dirinya telah membuat terobosan lain untuk kepengurusan Kadin Kota Surabaya 2019-2024, salah satunya yang sudah dijalankan adalah "Pulang Bawa Izin".
Yakni program yang dilakukan dengan kerja sama dinas terkait untuk memfasilitasi UMKM mengurus perizinan dengan membuka booth pelayanan di Grand City Surabaya beberapa waktu lalu.
Kadin Surabaya saat ini, kata dia, juga bergegas menyiapkan terobosan lain, dengan menyiapkan sejumlah program dan mentoring bisnis.
"Kami sudah siapkan program-program lain, yang intinya adalah menjadikan Kadin instrumen mengorkestrasi dunia usaha agar selaras dengan upaya pemerintah kota mewujudkan perekonomian yang progresif, inklusif, dan mampu menampilkan wajah metropolitan yang humanis serta berkelanjutan, ujar Andi, sapaan akrab Ali Affandi
Andi memaparkan, sebagai denyut nadi utama ekonomi Indonesia Timur, ekonomi Surabaya memang akan selalu bergeliat.
Rata-rata pertumbuhannya selalu lebih bagus dibanding nasional. Misalnya, pada 2018, ekonomi Surabaya tumbuh 6,19 persen, sedangkan Jatim 5,5 persen dan nasional 5,17 persen.
"Tren ini perlu ditingkatkan terutama dengan pelibatan optimal kelompok usaha menengah ke bawah," ujarnya.
Meski sudah relatif baik, Surabaya tetap menghadapi tantangan berat. Misalnya, peningkatan angkatan kerja yang belum diimbangi lapangan kerja baru.
Angkatan kerja Surabaya terus naik dari tahun ke tahun, termasuk karena perpindahan tenaga kerja dari luar kota ke Surabaya.
"Dan ke depan ada ancaman perlambatan ekonomi. Kita harus mengantisipasi, di satu sisi angkatan kerja naik, tapi di sisi lain ekonomi agak melambat, sehingga ada potensi peningkatan pengangguran. Ini harus dijawab dengan mendorong sektor kreatif terus tumbuh," kata pengusaha yang menggeluti bisnis infrastruktur, industri kreatif, dan properti tersebut.
Untuk itu, Kadin Surabaya juga akan mengusung lima kunci yaitu changemakers, MICE, tourism, trading, dan economic hub.
"MICE, tourism, dan trading adalah pilar ekonomi Surabaya yang digerakkan UMKM sampai industri besar. Economic hub adalah karakter bisnis Surabaya. Nah itu semua harus dikerangkai dengan inovasi, kita menjadi changemakers untuk terus maju, tidak berpuas diri dengan kemajuan saat ini,” jelasnya.
Baca juga: Kadin : UMKM Surabaya perlu siapkan diri sambut Piala Dunia U-20
Baca juga: Kadin Surabaya usulkan kolaborasi jangka panjang dengan Australia
Baca juga: Kadin ajak pengusaha Surabaya jalin kolaborasi teknologi dengan Taiwan
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: