Tips untuk mencegah ular masuk rumah
17 Desember 2019 22:38 WIB
Komandan Pleton Kompi B Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan sektor Pasar Minggu, Andrian memperlihatkan tiga ekor anak ular kobra yang berhasil dievakuasi dari pemukiman warga, Selasa (17/12/2019). (ANTARA/Laily Rahmawaty)
Jakarta (ANTARA) - Salah satu cara mencegah ular masuk dan bersarang di rumah adalah dengan menjaga kebersihan rumah, kata seorang petugas penyelamatan.
"Menjaga kebersihan rumah, rutin memotong rumput jangan biarkan tumbuh tinggi tidak terawat, karena bisa jadi tempat sarang ular," kata Komandan Pleton Kompi B Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Sektor Pasar Minggu, Andrian saat ditemui di Pasar Minggu, Selasa.
Pernyataan itu untuk menjawab kekhawatiran masyarakat terkait maraknya temuan anak ular kobra di sejumlah wilayah di Jakarta.
Menurut Andrian, anak ular kobra yang ditemukan di sejumlah lokasi di Jakarta Selatan terjadi di pemukiman padat penduduk dan rumah tinggal.
Penemuan pertama Sabtu (14/12) sebanyak lima ekor anak ular kobra di garasi rumah warga di Jalan Cilandak Timur, Komplek Perumahan Yasi Hills.
"Total ada lima ekor anak ular kobra, satu ekornya mati keinjak oleh warga," katanya.
Anak ular kobra tersebut ditemukan bersembunyi ditumpukan kardus-kardus yang berada di garasi rumah warga.
Baca juga: Delapan anak ular kobra ditemukan di Rawa Bambu Jaksel
Temuan berikutnya Senin (16/12) sekitar tiga ekor anak ular kobra ditemukan di rak-rak sepatu di rumah salah satu warga di kawasan elit Jalan B Rawa Buntu I, RT 8 RW 6.
Kedua lokasi ini, lanjut Andrian, sama-sama lokasi yang tidak terjaga dan terawat oleh pemilik rumah sehingga ular pun bersembunyi di dalamnya.
Menurut Andrian, ular paling tidak suka dengan bau menyengat seperti bau karbol dan wewangian lainnya. Karena itu sebaiknya warga lebih memperhatikan kebersihan dan kerapian rumahnya agar ular enggan mendekat.
"Jangan menggunakan garam, justru ular senang ada garam, karena hangat untuk dia, tapi pakai saja wangi-wangian lantai, ular paling tidak suka," katanya.
Andrian mengatakan, memasuki musim hujan adalah waktu bagi ular berkembang biak. Karena itu, kejadian penemuan satwa liar lebih sering terjadi.
Baca juga: Warga DKI tergigit kobra dapatkan serum anti-bisa ular di lokasi ini
Petugas Penanggulangan Kebakaran dan Penyalamatan (PKP) Jakarta Selatan telah dilatih teknik penyelamatan satwa atau "animal rescue". Upaya penyelamatan satwa dilakukan sesuai standar prosedur operasional yang berlaku.
Andrian mengimbau jika warga menemukan satwa liar di wilayahnya, langkah pertama dilakukan adalah tidak panik. Lalu memberitahukan kepada warga sekitar dan segera melaporkan kepada petugas PKP terdekat.
"Intinya jangan panik, segera laporkan, cari bantuan hubungi petugas," kata Andrian.
Baca juga: Ular kobra muncul di RPTRA hingga sekolah di Kembangan
Baca juga: Lima ular kobra ditemukan di apartemen Cengkareng
"Menjaga kebersihan rumah, rutin memotong rumput jangan biarkan tumbuh tinggi tidak terawat, karena bisa jadi tempat sarang ular," kata Komandan Pleton Kompi B Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Sektor Pasar Minggu, Andrian saat ditemui di Pasar Minggu, Selasa.
Pernyataan itu untuk menjawab kekhawatiran masyarakat terkait maraknya temuan anak ular kobra di sejumlah wilayah di Jakarta.
Menurut Andrian, anak ular kobra yang ditemukan di sejumlah lokasi di Jakarta Selatan terjadi di pemukiman padat penduduk dan rumah tinggal.
Penemuan pertama Sabtu (14/12) sebanyak lima ekor anak ular kobra di garasi rumah warga di Jalan Cilandak Timur, Komplek Perumahan Yasi Hills.
"Total ada lima ekor anak ular kobra, satu ekornya mati keinjak oleh warga," katanya.
Anak ular kobra tersebut ditemukan bersembunyi ditumpukan kardus-kardus yang berada di garasi rumah warga.
Baca juga: Delapan anak ular kobra ditemukan di Rawa Bambu Jaksel
Temuan berikutnya Senin (16/12) sekitar tiga ekor anak ular kobra ditemukan di rak-rak sepatu di rumah salah satu warga di kawasan elit Jalan B Rawa Buntu I, RT 8 RW 6.
Kedua lokasi ini, lanjut Andrian, sama-sama lokasi yang tidak terjaga dan terawat oleh pemilik rumah sehingga ular pun bersembunyi di dalamnya.
Menurut Andrian, ular paling tidak suka dengan bau menyengat seperti bau karbol dan wewangian lainnya. Karena itu sebaiknya warga lebih memperhatikan kebersihan dan kerapian rumahnya agar ular enggan mendekat.
"Jangan menggunakan garam, justru ular senang ada garam, karena hangat untuk dia, tapi pakai saja wangi-wangian lantai, ular paling tidak suka," katanya.
Andrian mengatakan, memasuki musim hujan adalah waktu bagi ular berkembang biak. Karena itu, kejadian penemuan satwa liar lebih sering terjadi.
Baca juga: Warga DKI tergigit kobra dapatkan serum anti-bisa ular di lokasi ini
Petugas Penanggulangan Kebakaran dan Penyalamatan (PKP) Jakarta Selatan telah dilatih teknik penyelamatan satwa atau "animal rescue". Upaya penyelamatan satwa dilakukan sesuai standar prosedur operasional yang berlaku.
Andrian mengimbau jika warga menemukan satwa liar di wilayahnya, langkah pertama dilakukan adalah tidak panik. Lalu memberitahukan kepada warga sekitar dan segera melaporkan kepada petugas PKP terdekat.
"Intinya jangan panik, segera laporkan, cari bantuan hubungi petugas," kata Andrian.
Baca juga: Ular kobra muncul di RPTRA hingga sekolah di Kembangan
Baca juga: Lima ular kobra ditemukan di apartemen Cengkareng
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: