Jakarta (ANTARA) - Layanan dompet digital LinkAja Syariah baru akan diluncurkan pada 2020 mendatang, mundur dari rencana awal untuk diluncurkan November lalu.

"Layanan LinkAja syariah masih proses pengembangan. Memang nanti fokusnya untuk bisa empowering, membantu memberdayakan masyarakat di segmen syariah dengan memberi akses keuangan, bukan sekedar payment," kata Chief Operating Officer (COO) LinkAja Haryati Lawidjaja di Jakarta, Selasa.

Fey, sapaan Haryati, menjelaskan layanan LinkAja Syariah merupakan komitmen perusahaan dalam mendukung program pemerintah untuk mendukung ekonomi syariah. Untuk memberikan layanan tersebut, LinkAja juga telah bekerja sama dengan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS).

Fey menjelaskan molornya peluncuran layanan syariah itu bukan karena terkendala. Ia menyebut LinkAja ingin benar-benar melakukan persiapan matang agar layanan tersebut nantinya benar-benar jadi solusi yang relevan bagi masyarakat di segmen syariah.

"Makanya kami tidak mau datang ke pasar dengan penawaran yang seadanya. Kami ingin tawarkan sesuatu yang benar-benar relevan. Untuk itu, kami fokus kembangkan layanan ini agar relevan dan bermanfaat," katanya.

Chief Marketing Officer (CMO) LinkAja Edward Kilian Suwignyo mengatakan layanan syariah memang tengah dikembangkan perusahaan, meski ia mengaku pihaknya telah mendapatkan sertifikasi syariah.

"Banyak orang cari layanan syariah ini. Tapi yang kita sedang kembangkan adalah untuk memastikan ini sesuai kaidah syariah. Pengembangannya nanti kemana, banyak. Karena kebutuhan ekonomi syariah tidak hanya sekadar payment, tapi juga layanan lainnya," pungkasnya.

Baca juga: Perluas layanan nontunai, LinkAja ekspansi ke desa

Baca juga: LinkAja dimanfaatkan 40 juta pengguna sepanjang 2019