Yogyakarta (ANTARA) - Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita menyatakan bahwa perusahaan aplikasi transportasi melalui jasa ojek dalam jaringan (daring) atau online tersebut berkontribusi sebesar Rp55 triliun bagi perekonomian Indonesia pada 2018.

"Berdasarkan data dari survei Universitas Indonesia (UI), Gojek berkontribusi kira-kira sekitar Rp55 triliun kepada perekonomian Indonesia di tahun 2018," kata Nila saat berbicara pada acara Konvensi Nasional Humas (KNH) 2019 di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, kontribusi tersebut dihitung dari delta atau selisih pendapatan yang didapatkan oleh mitra-mitra perusahaan yaitu pengemudi, atau sebelum mereka para sopir ojek online tersebut gabung dengan Gojek dibandingkan dengan sesudah mereka bergabung.

"Jadi deltanya kira-kira sebesar Rp55 triliun, sehingga kami berharap bisa terus menumbuhkan kontribusi kepada ekonomi Indonesia," katanya.

Ia mengatakan Gojek telah mampu menghadirkan solusi bagi konsumen dalam kehidupan sehari-hari dengan penerapan teknologi atau layanan aplikasi yang sudah memiliki ratusan mitra dan merchant.

Selain itu, kata dia, kualitas hidup para pengemudi yang meningkat mitra Gojek juga meningkat. Bahkan, lanjut dia, 95 mitra Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengaku volume penjualan
Dia juga mengatakan saat ini Gojek sudah ada di 207 kota di Asia Tenggara dengan aplikasi yang sudah diunduh lebih dari 155 kali, kemudian memiliki 500 ribu mercant dengan terbanyak di Indonesia, dan memiliki kurang lebih dua juta pengemudi yang teregistrasi di Asia Tenggara.

"Gojek itu bukan hanya perusahaan atau aplikasi untuk transportasi, karena kalau dibuka aplikasi saat ini sudah lebih dari 20 layanan, Gojek itu buat kami sebuah platform yang terdiri layanan memindahkan barang, memindahkan orang dan uang, sehingga ini bisa membantu konsumen dalam memecah masalah sehari-hari," katanya.