NTB ekspor manggis dan kopi ke China serta Korsel
17 Desember 2019 13:12 WIB
Kepala Dinas Perdagangan Nusa Tenggara Barat (NTB), Hj Putu Selly Andayani (tengah) bersama Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram drh. Arinaung (ketiga kiri) saat pelepasan ekspor perdana komoditi pertanian berupa buah Manggis ke China dan Kopi Robusta ke Korea Selatan (Korsel) pada rangkaian peringatan puncak HUT ke-61 Provinsi NTB bertempat di halaman Kantor Gubernur NTB di Mataram, Selasa (17/12/2019). (ANTARA/Nur Imansyah).
Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan ekspor perdana komoditas pertanian berupa buah manggis ke China dan kopi robusta ke Korea Selatan (Korsel), Selasa.
Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah menilai ekspor komoditas pertanian buah manggis dan kopi robusta ke China serta Korsel penting bagi NTB, khususnya dalam meningkatkan nilai tambah bagi daerah dan petani di daerah itu.
Meski demikian, agar hasilnya lebih baik dan bagus, Gubernur meminta ekspor tersebut tidak hanya buah, namun sudah dalam bentuk produk olahan.
"Ekspor itu penting, tapi ke depan bukan sekadar buah manggis dan kopi melainkan harus dalam bentuk produk yang dapat memiliki nilai tambah misalnya kopi dan manggis mulai diolah," ujarnya.
Baca juga: Kementan pererat kerja sama dengan Arab Saudi untuk ekspor beras
Untuk menciptakan nilai tambah tersebut, menurut Gubernur tidak ada cara lain kecuali dengan mewujudkan industrialisasi pengolahan di NTB sehingga ada nilai tambah yang dirasakan oleh masyarakat.
"Industrialisasi, ini bukan konsep mewah, contohnya kita mulai bergerak dari pertanian, bukan berarti meninggalkan pertanian tapi karena industrialisasi ini dapat meningkatkan nilai tambah," tegas Bang Zul sapaan akrabnya.
Kepala Dinas Perdagangan NTB, Hj Putu Selly Andayani, menegaskan ekspor buah manggis dan kopi ke China dan Korsel merupakan yang perdana dilakukan NTB. Ekspor sendiri dilaksanakan Pemprov NTB bekerjasama dengan Kementerian Pertanian dan PT Bintang Agro Santosa Serta PT Berkah Alam Kopi.
"Ekspor ini kita lakukan tidak sekaligus melainkan dilaksanakan secara bertahap," ujarnya.
Ia menyebutkan, jumlah kopi yang diekspor sebanyak 10 ton dengan nilai ekspor mencapai Rp508 juta. Sementara, buah manggis melalui Surabaya diekspor sebanyak 1.120 ton dengan nilai Rp1 miliar.
Baca juga: Kementan fokus kembangkan tujuh komoditas perkebunan strategis
Menurut Selly, ke depan pihaknya akan berupaya ekspor komoditas dari NTB bisa langsung dari NTB, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian NTB.
"Dengan terlaksananya ekspor komoditas pertanian, harga akan naik, petani akan meningkatkan produksi, pendapatan petani meningkat, dengan demikian kesejahteraan petani NTB akan meningkat," kata Selly.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram drh. Arinaung menjelaskan salah satu program Kementerian Pertanian (Kementan) dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani adalah peningkatan ekspor komoditas pertanian.
Sesuai pedoman ekspor Manggis ke China jelas Arinaung dimulai dari registrasi kebun manggis oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB untuk menjamin kebun manggis sudah menerapkan Good Agriculture Procedur (GAP), Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Integrated Pest Management (IPM) secara berkesinambungan.
Baca juga: Kementan targetkan ekspor komoditas perkebunan naik tiga kali lipat
Ekspor Manggis ke China harus melalui pengemasan di rumah kemas yang telah diregistrasi oleh Otoritas Kompeten Ketahanan Pangan Daerah (OKKPD) Dinas Ketahanan Pangan untuk menjamin manggis yang dihasilkan aman dan layak dikonsumsi, bebas pestisida, cemaran biologi, kimia dan logam berat.
Sementara itu untuk menyatakan bahwa komoditas manggis berasal dari Lombok, Dinas Perdagangan NTB menerbitkan Surat Keterangan Asal (SKA), yaitu surat keterangan yang membuktikan bahwa komoditas tersebut berasal, dihasilkan atau diolah serta memenuhi ketentuan asal komoditas, yakni NTB. Begitu pula dengan komoditas kopi, walaupun diekspor melalui Surabaya harus dilengkapi dengan SKA yang menyatakan bahwa kopi tersebut berasal dari Lombok.
"UPT Karantina Pertanian dalam hal ini Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram mempunyai peran dan tanggung jawab melakukan sertifikasi karantina untuk menjamin manggis yang diekspor bebas dari OPT/OPTK ; Melakukan pengawasan terhadap penerapan pemenuhan persyaratan ekspor buah manggis ke China. Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram juga melaksanakan sertifikasi untuk komoditas kopi," jelas drh. Arinaung.
Pelepasan ekspor perdana buah Manggis ke China dan Kopi Robusta ke Korsel ini ditandai pemecahan kendi oleh Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah dan istri Gubernur NTB, Hj Niken Saptarini Widyawati bersama Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah pada rangkaian peringatan puncak HUT ke-61 Provinsi NTB bertempat di halaman Kantor Gubernur NTB di Mataram.
Pada kesempatan itu hadiri juga Kapolda NTB, Irjen Pol Nana Sudjana, Danrem 162/Wira Bhakti Kolonel Czi. Rizal Ramdhani, Kepala Dinas Perdangan NTB, Hj. Putu Selly Andayani, dan Kepala Dinas Pertanian NTB, H. Khusnul Faozi, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram drh. Arinaung, dan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi NTB, H. Ridwan Syah.
Baca juga: Mentan dorong pengusaha kembangkan produk berorientasi ekspor
Gubernur NTB H. Zulkieflimansyah menilai ekspor komoditas pertanian buah manggis dan kopi robusta ke China serta Korsel penting bagi NTB, khususnya dalam meningkatkan nilai tambah bagi daerah dan petani di daerah itu.
Meski demikian, agar hasilnya lebih baik dan bagus, Gubernur meminta ekspor tersebut tidak hanya buah, namun sudah dalam bentuk produk olahan.
"Ekspor itu penting, tapi ke depan bukan sekadar buah manggis dan kopi melainkan harus dalam bentuk produk yang dapat memiliki nilai tambah misalnya kopi dan manggis mulai diolah," ujarnya.
Baca juga: Kementan pererat kerja sama dengan Arab Saudi untuk ekspor beras
Untuk menciptakan nilai tambah tersebut, menurut Gubernur tidak ada cara lain kecuali dengan mewujudkan industrialisasi pengolahan di NTB sehingga ada nilai tambah yang dirasakan oleh masyarakat.
"Industrialisasi, ini bukan konsep mewah, contohnya kita mulai bergerak dari pertanian, bukan berarti meninggalkan pertanian tapi karena industrialisasi ini dapat meningkatkan nilai tambah," tegas Bang Zul sapaan akrabnya.
Kepala Dinas Perdagangan NTB, Hj Putu Selly Andayani, menegaskan ekspor buah manggis dan kopi ke China dan Korsel merupakan yang perdana dilakukan NTB. Ekspor sendiri dilaksanakan Pemprov NTB bekerjasama dengan Kementerian Pertanian dan PT Bintang Agro Santosa Serta PT Berkah Alam Kopi.
"Ekspor ini kita lakukan tidak sekaligus melainkan dilaksanakan secara bertahap," ujarnya.
Ia menyebutkan, jumlah kopi yang diekspor sebanyak 10 ton dengan nilai ekspor mencapai Rp508 juta. Sementara, buah manggis melalui Surabaya diekspor sebanyak 1.120 ton dengan nilai Rp1 miliar.
Baca juga: Kementan fokus kembangkan tujuh komoditas perkebunan strategis
Menurut Selly, ke depan pihaknya akan berupaya ekspor komoditas dari NTB bisa langsung dari NTB, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian NTB.
"Dengan terlaksananya ekspor komoditas pertanian, harga akan naik, petani akan meningkatkan produksi, pendapatan petani meningkat, dengan demikian kesejahteraan petani NTB akan meningkat," kata Selly.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram drh. Arinaung menjelaskan salah satu program Kementerian Pertanian (Kementan) dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani adalah peningkatan ekspor komoditas pertanian.
Sesuai pedoman ekspor Manggis ke China jelas Arinaung dimulai dari registrasi kebun manggis oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB untuk menjamin kebun manggis sudah menerapkan Good Agriculture Procedur (GAP), Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Integrated Pest Management (IPM) secara berkesinambungan.
Baca juga: Kementan targetkan ekspor komoditas perkebunan naik tiga kali lipat
Ekspor Manggis ke China harus melalui pengemasan di rumah kemas yang telah diregistrasi oleh Otoritas Kompeten Ketahanan Pangan Daerah (OKKPD) Dinas Ketahanan Pangan untuk menjamin manggis yang dihasilkan aman dan layak dikonsumsi, bebas pestisida, cemaran biologi, kimia dan logam berat.
Sementara itu untuk menyatakan bahwa komoditas manggis berasal dari Lombok, Dinas Perdagangan NTB menerbitkan Surat Keterangan Asal (SKA), yaitu surat keterangan yang membuktikan bahwa komoditas tersebut berasal, dihasilkan atau diolah serta memenuhi ketentuan asal komoditas, yakni NTB. Begitu pula dengan komoditas kopi, walaupun diekspor melalui Surabaya harus dilengkapi dengan SKA yang menyatakan bahwa kopi tersebut berasal dari Lombok.
"UPT Karantina Pertanian dalam hal ini Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram mempunyai peran dan tanggung jawab melakukan sertifikasi karantina untuk menjamin manggis yang diekspor bebas dari OPT/OPTK ; Melakukan pengawasan terhadap penerapan pemenuhan persyaratan ekspor buah manggis ke China. Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram juga melaksanakan sertifikasi untuk komoditas kopi," jelas drh. Arinaung.
Pelepasan ekspor perdana buah Manggis ke China dan Kopi Robusta ke Korsel ini ditandai pemecahan kendi oleh Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah dan istri Gubernur NTB, Hj Niken Saptarini Widyawati bersama Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah pada rangkaian peringatan puncak HUT ke-61 Provinsi NTB bertempat di halaman Kantor Gubernur NTB di Mataram.
Pada kesempatan itu hadiri juga Kapolda NTB, Irjen Pol Nana Sudjana, Danrem 162/Wira Bhakti Kolonel Czi. Rizal Ramdhani, Kepala Dinas Perdangan NTB, Hj. Putu Selly Andayani, dan Kepala Dinas Pertanian NTB, H. Khusnul Faozi, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram drh. Arinaung, dan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi NTB, H. Ridwan Syah.
Baca juga: Mentan dorong pengusaha kembangkan produk berorientasi ekspor
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: