Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin meminta Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) untuk bermitra dengan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sehingga juga dapat semakin berkembang dan berkancah di pasar modal Tanah Air.

Menurut Ma'ruf Amin, dunia usaha saat ini masih didominasi oleh UMKM yang mencapai 59 juta pelaku UMKM dan diperkirakan masih akan terus bertambah.

"Mayoritas UMKM belum tersentuh oleh pasar modal atau tercatat di Bursa Efek Indonesia. UMKM yang mampu menawarkan saham ke publik akan memperoleh keuntungan yang dapat menjadi tambahan modal. AEI diharapkan dapat bekerjasama atau berpartnership dengan UMKM," ujar Ma'ruf Amin dalam acara Dirgahayu AEI ke-31 di Gedung BEI, Jakarta, Selasa.

Di masa mendatang, Wapres berharap akan semakin banyak UMKM naik kelas dan mampu berkancah di pasar modal atau "go public".


Baca juga: Wapres dorong keterlibatan aktif pelaku e-commerce kembangkan UMKM dalam negeri

Ketua Umum AEI Franciscus Welirang mengatakan, asosiasi berkomitmen untuk menjalin kerjasama dengan para pengusaha UMKM agar semakin berkembang.

"AEI sebagai wadah dari perusahaan tercatat akan mendorong kemitraan anggota kami dengan pengusaha kecil sehingga membantu pemerataan dan mendorong ekonomi Indonesia ke arah lebih baik," ujar Franky, panggilan akrabnya.

Dengan semakin berkembangnya UMKM, potensi tenaga kerja yang terserap memang diharapkan akan lebih banyak dan turut berpengaruh pada daya beli masyarakat serta konsumsi rumah tangga yang akan menopang pertumbuhan ekonomi.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada triwulan III tahun 2019 tumbuh 5,02 persen (year on year).

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tersebut didukung konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,01 persen, konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) 7,44 persen dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 4,21 persen.

Berdasarkan struktur PDB, konsumsi rumah tangga menyumbang kontribusi tertinggi kepada perekonomian nasional yaitu sebesar 56,52 persen diikuti PMTB 32,32 persen



Baca juga: Kemendag gandeng Mandiri, AEI dorong pengembangan ekspor
Baca juga: Asosiasi Emiten minta kewajiban saham 40 persen diturunk