Motorsport
Pangeran Arab Saudi yakin Reli Dakar dongkrak pariwisata negaranya
17 Desember 2019 09:26 WIB
Presiden Otoritas Umum Olahraga Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Turki al-Saud berbicara pada konferensi pers menjelang Reli Dakar Arab Saudi 2020 di Qiddiya, Arab SAudi, Senin (10/12/2019). (ANTARA/AFP/FAYEZ NURELDINE)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Otoritas Olahraga Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Turki Al Saud, Selasa, mengatakan bahwa Reli Dakar 2020 akan mendongkrak potensi pariwisata negaranya.
Reli Dakar akan diselenggarakan di Arab Saudi untuk pertama kalinya pada tahun depan.
Panitia penyelenggara reli mengakui bahwa mereka memiliki kecemasan mengenai mendatangkan salah satu ajang otomotif paling melelahkan ke kerajaan Teluk tersebut. Di mata dunia internasional, Arab Saudi dipandang memiliki banyak kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Baca juga: Alonso turun di reli Dakar 2020 bersama Toyota
Namun bagi Pangeran Abdulaziz, ajang itu justru akan membantu menyoroti kegiatan-kegiatan positif ketika kerajaan konservatif itu semakin terbuka kepada pariwisata internasional untuk mendorong pendapatan non minyak mereka.
"Dengan diluncurkannya Reli Dakar di kerajaan ini, dunia akan melihat keindahan alam dan padang pasir yang mempesona di negara kami," kata Pangeran Abdulaziz seperti dikutip AFP.
"Dunia akan lebih dekat dibanding sebelumnya kepada orang-orang kerajaan yang ramah, yang tidak sabar untuk menyambut dunia," tambahnya.
Reli Dakar 2020 akan dimulai di Jeddah pada 5 Januari, menempuh jarak 7.800 kilometer, dan mengakhirinya 12 hari kemudian di Qiddiya.
Reli itu melibatkan lebih dari 550 pereli dari seluruh penjuru dunia, dan akan melalui sejumlah lokasi fenomenal. Lokasi-lokasi fenomenal yang dimaksud adalah kota futuristis yang masih dibangun dengan nilai pembangunan 500 miliar dolar sampai gurun pasir Rub'al Khali di Semenanjung Arab Selatan.
Baca juga: Reli Dakar siap jelajahi gurun Arab Saudi pada 2020
September silam, Arab Saudi mulai menawarkan visa turis untuk pertama kalinya.
Mendongkrak pariwisata merupakan salah satu program Visi 2030 dari Putra Mahkota Mohammed Bin Salman untuk mempersiapkan ekonomi Arab Saudi untuk mengandalkan ketergantungan pada penjualan minyak.
Tetapi negara konservatif itu masih belum menjadi tujuan pariwisata global, selain umat Islam yang melakukan ibadah haji dan umrah di Mekkah dan Madinah.
Reli Dakar memulai sejarahnya sebagai Reli antara Paris sampai ibu kota Senegal di Afrika Barat. Penyelenggaraan kemudian dipindah ke Amerika Selatan karena masalah-masalah keamanan. Panitia penyelenggara mengatakan pihaknya akan tetap menghelat ajang itu di Semenanjung Arab setidaknya sampai lima tahun mendatang.
Juara tahun lalu Nasser Al Attiyah asal Qatar yang mengendarai Toyota merupakan salah satu favorit, bersama dua pengendara Mini, Carlos Sainz dan Stephane Peterhansel.
Baca juga: Menjajal New Triton bareng juara Paris Dakar Hiroshi Masuoka
Reli Dakar akan diselenggarakan di Arab Saudi untuk pertama kalinya pada tahun depan.
Panitia penyelenggara reli mengakui bahwa mereka memiliki kecemasan mengenai mendatangkan salah satu ajang otomotif paling melelahkan ke kerajaan Teluk tersebut. Di mata dunia internasional, Arab Saudi dipandang memiliki banyak kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Baca juga: Alonso turun di reli Dakar 2020 bersama Toyota
Namun bagi Pangeran Abdulaziz, ajang itu justru akan membantu menyoroti kegiatan-kegiatan positif ketika kerajaan konservatif itu semakin terbuka kepada pariwisata internasional untuk mendorong pendapatan non minyak mereka.
"Dengan diluncurkannya Reli Dakar di kerajaan ini, dunia akan melihat keindahan alam dan padang pasir yang mempesona di negara kami," kata Pangeran Abdulaziz seperti dikutip AFP.
"Dunia akan lebih dekat dibanding sebelumnya kepada orang-orang kerajaan yang ramah, yang tidak sabar untuk menyambut dunia," tambahnya.
Reli Dakar 2020 akan dimulai di Jeddah pada 5 Januari, menempuh jarak 7.800 kilometer, dan mengakhirinya 12 hari kemudian di Qiddiya.
Reli itu melibatkan lebih dari 550 pereli dari seluruh penjuru dunia, dan akan melalui sejumlah lokasi fenomenal. Lokasi-lokasi fenomenal yang dimaksud adalah kota futuristis yang masih dibangun dengan nilai pembangunan 500 miliar dolar sampai gurun pasir Rub'al Khali di Semenanjung Arab Selatan.
Baca juga: Reli Dakar siap jelajahi gurun Arab Saudi pada 2020
September silam, Arab Saudi mulai menawarkan visa turis untuk pertama kalinya.
Mendongkrak pariwisata merupakan salah satu program Visi 2030 dari Putra Mahkota Mohammed Bin Salman untuk mempersiapkan ekonomi Arab Saudi untuk mengandalkan ketergantungan pada penjualan minyak.
Tetapi negara konservatif itu masih belum menjadi tujuan pariwisata global, selain umat Islam yang melakukan ibadah haji dan umrah di Mekkah dan Madinah.
Reli Dakar memulai sejarahnya sebagai Reli antara Paris sampai ibu kota Senegal di Afrika Barat. Penyelenggaraan kemudian dipindah ke Amerika Selatan karena masalah-masalah keamanan. Panitia penyelenggara mengatakan pihaknya akan tetap menghelat ajang itu di Semenanjung Arab setidaknya sampai lima tahun mendatang.
Juara tahun lalu Nasser Al Attiyah asal Qatar yang mengendarai Toyota merupakan salah satu favorit, bersama dua pengendara Mini, Carlos Sainz dan Stephane Peterhansel.
Baca juga: Menjajal New Triton bareng juara Paris Dakar Hiroshi Masuoka
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: