Pemprov Sumut kembangkan budidaya bawang merah di Tapsel
16 Desember 2019 22:22 WIB
Kelompok tani Mekar sari Kelurahan Hutasuhut Kecamatan Sipirok, bersama Dinas Pertanian Tapanuli Selatan, Koordinator BPP Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan melakukan tanam perdana budidaya bawang merah bantuan APBD satu Provinsi Sumatera Utara dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura tahun anggaran 2019, Senin (16/12/2019). ANTARA/Kodir.
Tapsel (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura tahun anggaran 2019 mengembangkan budidaya bawang merah di Tapanuli Selatan.
Pengembangan tersebut ditandai dengan dilakukannya tanam perdana bawang merah bantuan APBD di lahan Kelompok Tani Mekar sari Kelurahan Hutasuhut Kecamatan Sipirok, Senin (16/12).
"Kami (petani) sangat menyambut baik langkah pemerintah mengembangkan budidaya bawang merah di daerah (Sipirok) ini," kata Mara Adil Hutasuhut, ketua Koptan Mekar Sari.
Menurut dia, Tapanuli Selatan yang sebagian wilayahnya dataran tinggi sangat pas untuk pengembangan varietas bawang merah.
"Bila nantinya produktivitasnya menjanjikan mengapa tidak kita akan terus berupaya membudidayakan bawang merah di daerah ini," kata Mara Adil.
Baca juga: Kementan kembangkan bawang merah di Tapanuli Selatan
Sementara Kadis Pertanian Tapanuli Selatan, Bismark Juaratua Siregar melalui Kabid Hortikultura Tapanuli Selatan Anuar Aidin Harahap mengatakan bantuan benih bawang merah tersebut merupakan upaya pemerintah untuk merangsang petani/koptan membudidayakan bawang merah.
"Apalagi bawang merah juga komoditi program nasional salah satu faktor pemicu terjadinya inflasi," katanya.
Baca juga: Metode TSS tanaman bawang pangkas biaya bibit hingga Rp35 juta/hektare
Dengan gencarnya budidaya varietas bawang merah ini, diharapkan dapat mengantisipasi inflasi di Kabupaten Tapanuli Selatan. Apalagi usia panen setelah tanam kurang lebih 70 hari.
Jatah Tapanuli Selatan untuk pengembangan budidaya bawang merah ini untuk 14 kelompok tani di empat kecamatan Sipirok, Arse, Batang Angkola, dan Angkola Muara Tais dengan sarana produksi 700 kilogram (kg) per hektare (ha) tambah pupuk organik 300 kg/ha, insektisida 4 liter/ha, fungisida 4 kg/ha, herbesida 3 liter/ha, dan tricoderma 6 kg/ha.
Baca juga: Kementan dorong petani bawang merah gunakan benih biji
Pengembangan tersebut ditandai dengan dilakukannya tanam perdana bawang merah bantuan APBD di lahan Kelompok Tani Mekar sari Kelurahan Hutasuhut Kecamatan Sipirok, Senin (16/12).
"Kami (petani) sangat menyambut baik langkah pemerintah mengembangkan budidaya bawang merah di daerah (Sipirok) ini," kata Mara Adil Hutasuhut, ketua Koptan Mekar Sari.
Menurut dia, Tapanuli Selatan yang sebagian wilayahnya dataran tinggi sangat pas untuk pengembangan varietas bawang merah.
"Bila nantinya produktivitasnya menjanjikan mengapa tidak kita akan terus berupaya membudidayakan bawang merah di daerah ini," kata Mara Adil.
Baca juga: Kementan kembangkan bawang merah di Tapanuli Selatan
Sementara Kadis Pertanian Tapanuli Selatan, Bismark Juaratua Siregar melalui Kabid Hortikultura Tapanuli Selatan Anuar Aidin Harahap mengatakan bantuan benih bawang merah tersebut merupakan upaya pemerintah untuk merangsang petani/koptan membudidayakan bawang merah.
"Apalagi bawang merah juga komoditi program nasional salah satu faktor pemicu terjadinya inflasi," katanya.
Baca juga: Metode TSS tanaman bawang pangkas biaya bibit hingga Rp35 juta/hektare
Dengan gencarnya budidaya varietas bawang merah ini, diharapkan dapat mengantisipasi inflasi di Kabupaten Tapanuli Selatan. Apalagi usia panen setelah tanam kurang lebih 70 hari.
Jatah Tapanuli Selatan untuk pengembangan budidaya bawang merah ini untuk 14 kelompok tani di empat kecamatan Sipirok, Arse, Batang Angkola, dan Angkola Muara Tais dengan sarana produksi 700 kilogram (kg) per hektare (ha) tambah pupuk organik 300 kg/ha, insektisida 4 liter/ha, fungisida 4 kg/ha, herbesida 3 liter/ha, dan tricoderma 6 kg/ha.
Baca juga: Kementan dorong petani bawang merah gunakan benih biji
Pewarta: Juraidi dan Kodir
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: