Khofifah optimistis juara umum PON 2020 walau ada pengurangan cabor
15 Desember 2019 22:34 WIB
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kanan) di sela memberi ucapan selamat kepada atlet PON asal Jatim yang mengikuti pembinaan karakter di Lapangan Dodik Belanegara Rindam V/Brawijaya, Malang, Minggu (15/12/2019). (ANTARA/HO/Humas Pemprov Jatim)
Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa optimistis kontingen asal provinsinya menjadi juara umum pada perhelatan PON XX tahun 2020 di Papua meski ada pengurangan sejumlah cabang olahraga.
"Yang dikurangi justru cabor andalan Jatim, tapi kami tetap yakin keluar sebagai juara umum," ujarnya ketika dikonfirmasi di Surabaya, Minggu.
Menjelang PON 2020 terjadi persoalan yang menuai pro dan kontra terkait penghapusan 13 cabang olahraga yang dipertandingkan, antara lain bowling, arung jeram, balap sepeda, ski air, bridge, golf, tenis meja, dansa dan sejumlah cabor lainnya.
Baca juga: 1.000 gerabah Kampung Abar disiapkan untuk cenderamata PON 2020 Papua
Sesuai SK tentang cabor yang dipertandingkan di PON Papua dan sudah ditandatangani oleh Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman, total sebanyak 37 cabor, 679 nomor pertandingan atau perlombaan dan kuota atlet sebanyak 6.442 orang.
Menurut Khofifah, pengurangan cabor-cabor tersebut berpotensi mengurangi medali emas Jatim hingga 36 keping yang berarti cukup signifikan dan berpengaruh untuk memperebutkan juara umum.
Salah satu upaya yang dilakukan, kata dia, pembinaan karakter kepada atlet yang akan berlaga di PON untuk memberikan penguatan mental agar memberikan kemampuan terbaiknya sehingga tampil sebagai patriot olahraga dan bermental juara.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menyampaikan bahwa membentuk mental atlet tangguh membutuhkan proses panjang.
Baca juga: Pembangunan tiga venue untuk PON 2020 tunggu Inpres
Pembinaan karakter digelar di Lapangan Dodik Belanegara Rindam V/Brawijaya, Malang, Minggu (15/12), yang diikuti 400 atlet Jatim.
"Dalam pembinaan atlet dikenal empat pilar, yaitu biomedical, fisik, psikologis serta kesehatan dan gizi. Dengan adanya pembinaan karakter maka diharapkan bisa menjadi penguatan fisik serta psikologis," tuturnya.
Sementara itu, sekadar informasi bahwa Jatim pada PON XIX di Jawa Barat pada 2016 hanya mampu berada di peringkat kedua di bawah tuan rumah dengan perolehan 132 medali emas, 138 medali perak dan 134 medali perunggu.
Baca juga: KONI Papua segera mutakhirkan data atlet PON XX
Baca juga: Mendagri tinjau stadion Papua Bangkit di Kampung Harapan
Baca juga: Maskot PON 2020 resmi dikenalkan bersamaan dengan "countdown" 333 hari
"Yang dikurangi justru cabor andalan Jatim, tapi kami tetap yakin keluar sebagai juara umum," ujarnya ketika dikonfirmasi di Surabaya, Minggu.
Menjelang PON 2020 terjadi persoalan yang menuai pro dan kontra terkait penghapusan 13 cabang olahraga yang dipertandingkan, antara lain bowling, arung jeram, balap sepeda, ski air, bridge, golf, tenis meja, dansa dan sejumlah cabor lainnya.
Baca juga: 1.000 gerabah Kampung Abar disiapkan untuk cenderamata PON 2020 Papua
Sesuai SK tentang cabor yang dipertandingkan di PON Papua dan sudah ditandatangani oleh Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman, total sebanyak 37 cabor, 679 nomor pertandingan atau perlombaan dan kuota atlet sebanyak 6.442 orang.
Menurut Khofifah, pengurangan cabor-cabor tersebut berpotensi mengurangi medali emas Jatim hingga 36 keping yang berarti cukup signifikan dan berpengaruh untuk memperebutkan juara umum.
Salah satu upaya yang dilakukan, kata dia, pembinaan karakter kepada atlet yang akan berlaga di PON untuk memberikan penguatan mental agar memberikan kemampuan terbaiknya sehingga tampil sebagai patriot olahraga dan bermental juara.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menyampaikan bahwa membentuk mental atlet tangguh membutuhkan proses panjang.
Baca juga: Pembangunan tiga venue untuk PON 2020 tunggu Inpres
Pembinaan karakter digelar di Lapangan Dodik Belanegara Rindam V/Brawijaya, Malang, Minggu (15/12), yang diikuti 400 atlet Jatim.
"Dalam pembinaan atlet dikenal empat pilar, yaitu biomedical, fisik, psikologis serta kesehatan dan gizi. Dengan adanya pembinaan karakter maka diharapkan bisa menjadi penguatan fisik serta psikologis," tuturnya.
Sementara itu, sekadar informasi bahwa Jatim pada PON XIX di Jawa Barat pada 2016 hanya mampu berada di peringkat kedua di bawah tuan rumah dengan perolehan 132 medali emas, 138 medali perak dan 134 medali perunggu.
Baca juga: KONI Papua segera mutakhirkan data atlet PON XX
Baca juga: Mendagri tinjau stadion Papua Bangkit di Kampung Harapan
Baca juga: Maskot PON 2020 resmi dikenalkan bersamaan dengan "countdown" 333 hari
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019
Tags: