Jakarta (ANTARA) - Osteoartritis (OA) adalah jenis peradangan sendi yang paling banyak ditemui para dokter pada pasien dengan keluhan nyeri lutut.

OA kadang disebut juga artritis degeneratif karena terjadi seiring penuaan yang ditandai kerusakan tulang rawan (kartilago), pertumbuhan taji tulang (osteofit) pada tepian sendi, dan meregangnya kapsul sendi.

Ahli kesehatan mengatakan, kerusakan jaringan lutut akibat OA bisa menimbulkan ketidakseimbangan sendi lutut akibat kerusakan sel yang tidak diimbangi dengan perbaikan.

Dokter spesialis ortopedi dari RS Siloam TB Simatupang, Dwi Purnomo Setyo mengatakan, kebanyakan sendi yang sering terserang OA, lutut dan panggul karena penyangga tubuh.

Penderita biasanya mengalami nyeri saat beraktivitas, bengkak di lokasi nyeri, kaku dan sendi bengkok seperti huruf O dan X.
Nyeri biasanya terjadi pada malam hari atau saat bangun di pagi hari. Selain itu, penderita biasanya sulit berdiri karena sendi lututnya nyeri dan terasa kaku.

Selain karena faktor usia (biasanya menyerang mereka yang berusia 65 tahun ke atas), OA juga bisa disebabkan karena obesitas sehingga untuk menurunkan risiko mereka yang mengalami obesitas perlu menurukan berat badannya.

Baca juga: Kiat cegah radang sendi lutut saat berdiri

Baca juga: Kebiasaan ini bisa undang nyeri tulang belakang


Penanganan terkini OA

Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik dari Klinik Patella, Ibrahim Agung dalam siaran pers yang diterima ANTARA, Sabtu (14/12), mengatakan penanganan OA dan cedera muskuloskeletal akibat olahraga saat ini bisa melalui injeksi dengan Platelet-Rich Plasma (PRP).

Langkah awal terapi PRP, mengambil darah pasien – sebanyak kira-kira 8-10 cc – lalu diproses dengan sentrifugasi untuk diambil komponen plasma (platelet) yang nantinya akan disuntikkan ke sendi lutut.

“PRP mengandung faktor pertumbuhan dan protein lain yang dapat merangsang terjadinya proses perbaikan (regenerasi) jaringan, sehingga dapat membantu penyembuhan atau perbaikan jaringan yang rusak secara alamiah,” jelas Ibrahim.

Terapi ini dilakukan sebanyak tiga kali (satu kali per bulan) dan dilakukan evaluasi dalam waktu 6 bulan dan 12 bulan. Injeksi PRP dapat bermanfaat pada OA grade I, grade II dan grade III.

Penanganan pasien pasca terapi biasanya pemakaian brace (bila perlu) dan melakukan latihan penguatan otot sesuai dengan rekomendasi dokter.

Latihan membantu memperbaiki kekuatan otot dan membantu memperlambat proses degenerasi sendi lebih lanjut.

Selain untuk OA, PRP juga bermanfaat terhadap nyeri lutut yang diakibatkan cedera akibat olehover-stretch, partial tear bahkan dalam kondisi complete rupture. Namun dalam kasus ini, PRP dikombinasikan dengan fisioterapi.

Menurut National Institute for Clinical Excellence (NICE), injeksi PRP untuk membantu mengatasi nyeri lutut akibat OA minim risiko.

Baca juga: Pascacedera, jangan takut kembali aktif bergerak

Baca juga: Pertolongan pertama kala nyeri lutut ringan melanda

Baca juga: Penanganan osteoarthritis tak hanya dengan operasi