Nelayan di Papua Barat diimbau waspadai angin kencang
15 Desember 2019 19:20 WIB
Tim SAR dari Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Manokwari saat melakukan pencarian nelayan di Tanjung Oransbari, Manokwari Selatan pada Jumat (27/9/2019). ANTARA/Toyiban/aa.
Manokwari (ANTARA) - Para nelayan di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat diimbau untuk selalu mewaspadai angin kencang di kawasan Perairan Pasifik.
"Kita sedang memasuki musim hujan dari musim kemarau. Pada musim pancaroba seperti ini biasa muncul feneomena-fenomena alam yang tak terduga," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasium Rendani Manokwari, Denny Puturay di Manokwari, Minggu.
Selain nelayan, masyarakat juga diimbau mewaspadai angin kencang seperti puting beliung di wilayah daratan.
"Manokwari atau Papua Barat berada di daerah katulistiwa. Secara teori semestinya tidak akan terjadi puting beliung, tapi faktanya di Manokwari pernah terjadi," ujarnya.
Ia menjelaskan, saat ini matahari sudah berada di sebelah selatan. Sejumlah badai berpotensi terjadi dan akan berdampak ke wilayah Papua Barat terutama di wilayah laut dan pesisir.
Angin kencang berpotensi muncul dan hal ini dapat memicu ketinggian gelombang air laut.
"Hal yang aneh-aneh biasa muncul, saat panas tiba-tiba awan datang dan hujan bahkan disertai angin kencang. Yang penting selalu waspada terutama masyarakat nelayan," katanya.
Untuk kondisi cuaca pada dua hari kedepan, BMKG pun sudah mengeluarkan peringatan dini tentang potensi hujan lebat disertai petir yang berpotensi terjadi di wilayah peraitan Teluk Cenderawasih, Manokwari, Biak hingga Sarmi Jayapura.
Dari pantauan citra sarelit, sebut Denny, ada potensi kemunculan awan gelap cumulunimbus di wilayah tersebut. Selain hujan, awan ini dapat memicu angin kencang.
"Terutama untuk masyarakat nelayan sebaiknya waspada. Selalu perhatikan cuaca sebelum memutuskan untuk melaut," pungkasnya. ***1***
"Kita sedang memasuki musim hujan dari musim kemarau. Pada musim pancaroba seperti ini biasa muncul feneomena-fenomena alam yang tak terduga," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasium Rendani Manokwari, Denny Puturay di Manokwari, Minggu.
Selain nelayan, masyarakat juga diimbau mewaspadai angin kencang seperti puting beliung di wilayah daratan.
"Manokwari atau Papua Barat berada di daerah katulistiwa. Secara teori semestinya tidak akan terjadi puting beliung, tapi faktanya di Manokwari pernah terjadi," ujarnya.
Ia menjelaskan, saat ini matahari sudah berada di sebelah selatan. Sejumlah badai berpotensi terjadi dan akan berdampak ke wilayah Papua Barat terutama di wilayah laut dan pesisir.
Angin kencang berpotensi muncul dan hal ini dapat memicu ketinggian gelombang air laut.
"Hal yang aneh-aneh biasa muncul, saat panas tiba-tiba awan datang dan hujan bahkan disertai angin kencang. Yang penting selalu waspada terutama masyarakat nelayan," katanya.
Untuk kondisi cuaca pada dua hari kedepan, BMKG pun sudah mengeluarkan peringatan dini tentang potensi hujan lebat disertai petir yang berpotensi terjadi di wilayah peraitan Teluk Cenderawasih, Manokwari, Biak hingga Sarmi Jayapura.
Dari pantauan citra sarelit, sebut Denny, ada potensi kemunculan awan gelap cumulunimbus di wilayah tersebut. Selain hujan, awan ini dapat memicu angin kencang.
"Terutama untuk masyarakat nelayan sebaiknya waspada. Selalu perhatikan cuaca sebelum memutuskan untuk melaut," pungkasnya. ***1***
Pewarta: Toyiban
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: