Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mendorong pembentukan bank wakaf mikro (BWM) untuk mempercepat akses keuangan dan pertumbuhan ekonomi daerah.

Gubernur Sumsel Herman Deru di Palembang, Minggu, mengatakan pemprov menargetkan sebanyak lima bank wakaf mikro berdiri pada 2020.

“Akses keuangan daerah itu harus merata hingga ke pelosok desa, salah satunya melalui BWM,” kata dia.

Herman Deru mengatakan keberadaan BWM biasanya di pondok pesantren atau di tempat tertentu yang berbasis ekonomi mikro.

MENURUT dia, selama ini masih banyak pelaku usaha di pedesaan yang membutuhkan modal untuk usaha. Meski jumlahnya kecil namun pelaku usaha kesulitan mencari pinjaman.

"Banyak potensi yang ada di Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM), sayangnya karena mereka tidak tahu bagaimana dan di mana mencari pinjaman. Akhirnya mereka larinya ke rentenir,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Biro Perekonomian Setda Sumsel Afrian Joni, mengatakan pihaknya segera membentuk BWM bekerja sama dengan Bank Sumsel Babel, dan sejumlah perusahaan untuk pendanaannya.

"Untuk pendanaannya nanti kita lihat regulasinya, berapa jumlah minimal modal yang harus dimiliki BWM, dan kita buat kajian secara teknis,” kata dia.

Keberadaan BWM tersebut diharapkan Afrian Joni dapat meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat, baik bagi pondok pasantren dan UMKM yang dapat dikembangkan.

Sebelumnya, Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Regional VII Sumbagsel, Mochammad Subandi, mengatakan saat ini baru satu BWM yang mendapat izin dari otoritas.

“BWM Aulia Cendekia baru mendapat izin pada 20 November 2019 yang berada di Pesantren Aulia Cendekia,” kata dia.

Menurut Subandi, BWM memang tumbuh dari pesantren, nantinya OJK akan melihat apakah institusi tersebut cocok untuk menjadi lembaga keuangan mikro (LKM) syariah.

Baca juga: OJK dorong kemajuan nasabah Bank Wakaf Mikro

Baca juga: Bank wakaf mikro, terobosan pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren

Baca juga: OJK dorong setiap provinsi miliki Bank Wakaf Mikro