Akuatik
Pelatih sebut kualitas perenang Indonesia dan Singapura sangat timpang
15 Desember 2019 07:30 WIB
Perenang Indonesia Aflah Prawira (atas) memacu kecepatannya pada Final Renang Gaya Bebas 1500 Meter Putra SEA Games ke-30 di New Clark City Aquatic Center, Filipina, Kamis (5/12/2019). ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Pelatih tim nasional renang David Armandoni menyatakan bahwa tidak seharusnya membandingkan kualitas perenang tim Indonesia dengan Singapura karena menurutnya perbedaan keduanya terlalu timpang.
“Mungkin seharusnya kita tidak membandingkan perenang kita dengan Singapura. Tetapi kita harus berpikir soal (meningkatkan kualitas) diri kita sendiri,” ujar David yang ditemui di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (14/12).
Pelatih asal Prancis itu mengatakan bahwa kualitas perenang Singapura sangat jauh berbeda levelnya dengan perenang Indonesia sehingga yang perlu dilakukan saat ini adalah menciptakan sistem yang benar-benar fokus meningkatkan perenang junior agar lebih siap tembus menuju kompetisi level internasional.
“Lebih baik kita mengembangkan dan meningkatkan sistem pembinaan renang kita serta memikirkan para perenang muda agar bisa berprestasi di masa mendatang,” katanya.
Baca juga: Pelatih renang Indonesia fokus bina atlet junior
“Ada beberapa perenang muda yang cukup berpotensi dan kita harus membantu mereka agar bisa naik tingkat karena mereka benar-benar masih jauh (kualitasnya),” ucapnya menjelaskan.
Singapura, lanjut dia, memiliki kualitas atlet yang bagus karena juga didukung oleh sistem pelatihan yang canggih, yang belum dimiliki oleh Indonesia.
Kendati dihadapkan dengan kondisi timpang seperti itu, David yakin tim renang Indonesia bisa mendekati kualitas tim renang Singapura apabila program Pelatnas dipersiapkan lebih dini dengan sistem pelatihan dan pembinaan yang jelas dan matang.
Ia menyebutkan seusai tampil di SEA Games Filipina, Singapura akan segera mempersiapkan Olimpiade bahkan SEA Games 2021 dalam dua pekan ini. Indonesia, menurutnya seharusnya juga bisa memulai lebih awal tanpa harus menunggu hingga mendekati kejuaraan.
Baca juga: Atlet Pelatnas dominan di hari pertama IOAC 2019
“Saya pikir Singapura sudah mempersiapkan Olimpiade dan SEA Games 2021 dua pekan setelah SEA Games 2019. Kita juga harus punya program mulai dari sekarang.”
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Olahraga PB PRSI Wisnu Wardhana mengatakan hal serupa. Indonesia perlu mencontoh Singapura dan Vietnam dalam persiapan menuju kompetisi Asia atau dunia. Salah satu upayanya adalah dengan melaksanakan Pelatnas jangka panjang dan tanpa putus, bahkan kalau perlu mengirim atlet berlatih di luar negeri.
“Sekarang cabang renang Singapura dan Vietnam itu memetik hasil pembinaan yang sudah mereka lakukan sejak 20 tahun yang lalu. Sehingga mereka siap dengan atlet pelapis yang berkualitas,” kata Wisnu.
Wisnu pun berharap pemerintah bisa memberikan perhatian lebih soal pembinaan kepada para atlet di cabang olahraga terukur agar bisa lebih berprestasi pada kejuaraan di masa mendatang.
Baca juga: Menpora dukung Indonesia jadi tuan rumah seri kejuaraan dunia renang
Baca juga: Kecolongan di renang-atletik, CdM: harus perkuat cabang olimpik
“Mungkin seharusnya kita tidak membandingkan perenang kita dengan Singapura. Tetapi kita harus berpikir soal (meningkatkan kualitas) diri kita sendiri,” ujar David yang ditemui di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (14/12).
Pelatih asal Prancis itu mengatakan bahwa kualitas perenang Singapura sangat jauh berbeda levelnya dengan perenang Indonesia sehingga yang perlu dilakukan saat ini adalah menciptakan sistem yang benar-benar fokus meningkatkan perenang junior agar lebih siap tembus menuju kompetisi level internasional.
“Lebih baik kita mengembangkan dan meningkatkan sistem pembinaan renang kita serta memikirkan para perenang muda agar bisa berprestasi di masa mendatang,” katanya.
Baca juga: Pelatih renang Indonesia fokus bina atlet junior
“Ada beberapa perenang muda yang cukup berpotensi dan kita harus membantu mereka agar bisa naik tingkat karena mereka benar-benar masih jauh (kualitasnya),” ucapnya menjelaskan.
Singapura, lanjut dia, memiliki kualitas atlet yang bagus karena juga didukung oleh sistem pelatihan yang canggih, yang belum dimiliki oleh Indonesia.
Kendati dihadapkan dengan kondisi timpang seperti itu, David yakin tim renang Indonesia bisa mendekati kualitas tim renang Singapura apabila program Pelatnas dipersiapkan lebih dini dengan sistem pelatihan dan pembinaan yang jelas dan matang.
Ia menyebutkan seusai tampil di SEA Games Filipina, Singapura akan segera mempersiapkan Olimpiade bahkan SEA Games 2021 dalam dua pekan ini. Indonesia, menurutnya seharusnya juga bisa memulai lebih awal tanpa harus menunggu hingga mendekati kejuaraan.
Baca juga: Atlet Pelatnas dominan di hari pertama IOAC 2019
“Saya pikir Singapura sudah mempersiapkan Olimpiade dan SEA Games 2021 dua pekan setelah SEA Games 2019. Kita juga harus punya program mulai dari sekarang.”
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Olahraga PB PRSI Wisnu Wardhana mengatakan hal serupa. Indonesia perlu mencontoh Singapura dan Vietnam dalam persiapan menuju kompetisi Asia atau dunia. Salah satu upayanya adalah dengan melaksanakan Pelatnas jangka panjang dan tanpa putus, bahkan kalau perlu mengirim atlet berlatih di luar negeri.
“Sekarang cabang renang Singapura dan Vietnam itu memetik hasil pembinaan yang sudah mereka lakukan sejak 20 tahun yang lalu. Sehingga mereka siap dengan atlet pelapis yang berkualitas,” kata Wisnu.
Wisnu pun berharap pemerintah bisa memberikan perhatian lebih soal pembinaan kepada para atlet di cabang olahraga terukur agar bisa lebih berprestasi pada kejuaraan di masa mendatang.
Baca juga: Menpora dukung Indonesia jadi tuan rumah seri kejuaraan dunia renang
Baca juga: Kecolongan di renang-atletik, CdM: harus perkuat cabang olimpik
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: