BNPB: Sepanjang jalan di pegunungan Kulawi rawan longsor
14 Desember 2019 17:11 WIB
Kepala BNPB Doni Monardo di dampingi Gubernur Sulteng Longki Djanggola dan Bupati Sigi Mohammad Irwan Lapatta memberi keterangan kepada pers dalam kegiatan kunjungan kerjanya ke Sigi, di Desa Bolapapu Kecamatan Kulawi, Sabtu. (ANTARA/Muhammad Hajiji)
Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengemukakan sepanjang jalan di pegunungan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, rawan longsor atau memiliki risiko bencana longsor yang tinggi.
"Di sepanjang jalan menuju ke Kulawi memiliki risiko bencana yang besar, karena bukit-bukitnya terdiri dari bebatuan bercampur pasir," kata Kepala BNPB, Doni Monardo di Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi, Sabtu.
Doni mengemukakan perlu keterlibatan semua komponen untuk mencegah terjadinya longsor, bukan hanya dibebankan kepada pemerintah.
Karena itu, apabila ada tindakan penebangan atau pembalakan liar, atau tindakan yang membahayakan keselamatan masyarakat maka harus dicegah.
"Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi, ini menjadi kaidah global," ujarnya.
Baca juga: Doni: Perlu kesadaran kolektif untuk peduli lingkungan cegah bencana
Baca juga: BNPB harap korban banjir Kulawi tidak putus asa
Baca juga: Korban banjir Kulawi-Sigi dibantu BNPB Rp500 juta
Olehnya pihak aparat dibantu oleh KLHK, tokoh agama dan adat, bisa memberikan dorongan yang kuat untuk upaya pencegahan.
Dia menegaskan, semua pihak harus terlibat dalam pencegahan bencana. Vegetasi atau aspek peningkatan kualitas ekologis harus diutamakan.
Berdasarkan penglihatannya, Doni mengatakan bukit-bukit yang ada di sepanjang jalan di wilayah Kecamatan Kulawi mudah longsor.
"Ini akan terjadi kalau tidak ada upaya pencegahan yang sistematis," katanya.
Karena itu, BNPB menghimbau agar daerah rawan bencana banjir dan longsor termasuk Sigi dan Sulawesi Tengah memperbanyak tanaman vetiver --rerumputan tinggi yang bisa digunakan sebagai pagar, menguatkan struktur tanah dan mencegah langsor.
"Untuk tahap pertama saya bisa mengirimkan beberapa bagian dari program yang sedang saya laksanakan di daerah Jawa Barat kemari. Tetapi saya minta ada upaya dari semua komponen yang ada di daerah untuk memperbanyak tanaman ini," ujarnya.
Ia menguraikan, tanaman vetiver bisa ditanam di sepanjang kemiringan, atau lereng-lereng yang miring lebih dari 30 - 40 derajat.
"Tanaman vetiver sudah diakui oleh banyak lembaga internasional, di negara kita ada tanaman ini. Maka penting untuk kita kembangkan," katanya.*
Baca juga: Tim ACT bantu korban banjir Sigi
Baca juga: Korban banjir bandang Sigi diberi bantuan ratusan paket ACT Sulteng
Baca juga: TNI bangun dapur umum untuk korban banjir bandang Sigi
"Di sepanjang jalan menuju ke Kulawi memiliki risiko bencana yang besar, karena bukit-bukitnya terdiri dari bebatuan bercampur pasir," kata Kepala BNPB, Doni Monardo di Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi, Sabtu.
Doni mengemukakan perlu keterlibatan semua komponen untuk mencegah terjadinya longsor, bukan hanya dibebankan kepada pemerintah.
Karena itu, apabila ada tindakan penebangan atau pembalakan liar, atau tindakan yang membahayakan keselamatan masyarakat maka harus dicegah.
"Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi, ini menjadi kaidah global," ujarnya.
Baca juga: Doni: Perlu kesadaran kolektif untuk peduli lingkungan cegah bencana
Baca juga: BNPB harap korban banjir Kulawi tidak putus asa
Baca juga: Korban banjir Kulawi-Sigi dibantu BNPB Rp500 juta
Olehnya pihak aparat dibantu oleh KLHK, tokoh agama dan adat, bisa memberikan dorongan yang kuat untuk upaya pencegahan.
Dia menegaskan, semua pihak harus terlibat dalam pencegahan bencana. Vegetasi atau aspek peningkatan kualitas ekologis harus diutamakan.
Berdasarkan penglihatannya, Doni mengatakan bukit-bukit yang ada di sepanjang jalan di wilayah Kecamatan Kulawi mudah longsor.
"Ini akan terjadi kalau tidak ada upaya pencegahan yang sistematis," katanya.
Karena itu, BNPB menghimbau agar daerah rawan bencana banjir dan longsor termasuk Sigi dan Sulawesi Tengah memperbanyak tanaman vetiver --rerumputan tinggi yang bisa digunakan sebagai pagar, menguatkan struktur tanah dan mencegah langsor.
"Untuk tahap pertama saya bisa mengirimkan beberapa bagian dari program yang sedang saya laksanakan di daerah Jawa Barat kemari. Tetapi saya minta ada upaya dari semua komponen yang ada di daerah untuk memperbanyak tanaman ini," ujarnya.
Ia menguraikan, tanaman vetiver bisa ditanam di sepanjang kemiringan, atau lereng-lereng yang miring lebih dari 30 - 40 derajat.
"Tanaman vetiver sudah diakui oleh banyak lembaga internasional, di negara kita ada tanaman ini. Maka penting untuk kita kembangkan," katanya.*
Baca juga: Tim ACT bantu korban banjir Sigi
Baca juga: Korban banjir bandang Sigi diberi bantuan ratusan paket ACT Sulteng
Baca juga: TNI bangun dapur umum untuk korban banjir bandang Sigi
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: