"Kami ingin menggandeng akademisi untuk melakukan pendataan, pengkajian dan juga pendokumentasian terhadap pencak silat. Selama ini kita belum punya data tertulis, masa mau mencari data pencak silat mesti ke Belanda," kata Ketua MAPSI Wahdad MY di Jakarta, Jumat.
Pendataan, pengkajian dan pendokumentasian, menurut Wahdad, juga salah satu upaya untuk melestarikan dan mewariskan pencak silat kepada generasi muda.
Menurut dia selama ini pewarisan pencak silat selama ini hanya dilakuan secara lisan.
Dia mengatakan pencak silat di Indonesia memiliki banyak aliran, beberapa aliran yang terkenal di antaranya berasal dari Sumatera Barat, Banten dan Jawa Barat. MAPSI memperkirakan ada ribuan perguruan pencak silat di seluruh Indonesia.
Baca juga: KBRI promosikan pencak silat di Negeri Para Nabi
Baca juga: Berkat silat, warga Afrika Selatan semakin mengenal Indonesia
Baca juga: Iko Uwais tampilkan kembangan pencak silat dalam "Triple Threat"
Usai penetapan UNESCO itu, katanya, MAPSI juga ingin mengadakan acara kumpul pendekar untuk membicarakan soal pengembangan pencak silat, karena selama ini pengembangan pencak silat selalu dilakukan secara sporadis.
"Pertemuan itu juga akan melibatkan komuntias yang memiliki aliran yang selama ini kurang terekspos seperti yang ada di Kalimantan dan Sulawesi. Diharapkan pertemuan ini membuat luas keterlibatan pegiat pencak silat dari akar rumput," kata dia.
MAPSI adalah salah satu komunitas yang ikut mengajukan pengusulan pencak silat sebagai daftar representatif warisan takbenda UNESCO.
Pengakuan UNESCO antarkan pencak silat mendunia
Wahdad mengatakan pencak silat memiliki empat aspek yaitu mental-spiritual, pertahanan diri, seni dan olahraga.
Dia mengatakan saat ini pencak silat telah milik dunia, maka masyarakat Indonesia harus membuka diri agar pencak silat dapat berkembang dan dikenal masyarakat global.
"Mari hapuskan fanatisme bahwa silat hanya milik Indonesia saja, kita perlu belajar dari Jepang, karena hari ini karate sudah menjadi milik masyarakat dunia, siapa saja bisa mempelajarinya. Bahkan di ajang-ajang pertandingan internasional pemenang karate sudah bukan orang Jepang lagi. Tetapi mereka selalu memelihara nilai tradisi itu," demikian Wahdad MY.
Baca juga: Pencak Silat ditetapkan sebagai Warisan Tak Benda Dunia UNESCO
Baca juga: Nilai kemanusiaan alasan pencak silat sebagai warisan takbenda UNESCO
Baca juga: Pencak Silat genapi 10 Warisan Budaya Indonesia untuk dunia