BNPB: kembalikan keharmonisan lingkungan dengan manusia
13 Desember 2019 19:08 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo (kiri) saat mengunjungi Solok Selatan, Jumat (13/12/2019). ANTARA/Erik Ifansya Akbar
Padang Aro (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan perlu upaya semua komponen untuk mengembalikan keharmonisan lingkungan dengan manusia guna menghindari bencana.
"Untuk menghindar dari bencana dibutuhkan kesadaran kolektif untuk menjaga lingkungan. Kalau alam diusik alam akan mengusik manusia," kata dia saat mengunjungi lokasi banjir di Solok Selatan, Jumat.
Dia mengatakan, orang Minang memiliki karakter yang menghargai alam yaitu "alam takambang jadi guru". Tetapi kenyataannya sepanjang jalan banyak bukit yang kemiringannya lebih dari 30 derajat berubah fungsi jadi lahan pertanian semusim.
Baca juga: BNPB serahkan bantuan dana siap pakai tangani banjir Solok Selatan
Baca juga: Solok Selatan gunakan lima perahu karet evakuasi korban banjir
Akibat itu, katanya, dampaknya ketika musim kemarau tanah merengkah dan saat curah hujan tinggi air akan masuk sehingga terjadi erosi dan berpengaruh terhadap pendangkalan sungai.
"Di sinilah dibutuhkan koordinasi semua elemen untuk mengembalikan keharmonisan lingkungan dengan alam," katanya.
Tim dari BNPB meninjau sejumlah lokasi banjir di Solok Selatan seperti Kampung Tarandam, Balun dan sungai Batang Bangko.
Baca juga: BNPB: Banjir bandang terjang Kabupaten Solok Selatan
Baca juga: 387 murid SDIT Solok Selatan tidak bisa ujian karena banjir
Berdasarkan data BPBD Solok Selatan ada empat Kecamatan yang terdampak banjir yaitu Koto Parik Gadang Diateh, Sungai Pagu, Pauah Duo dan Sangir Batang Hari.
Sedangkan data kerugian sementara sebanyak seribu unit rumah terendam dengan ketinggian air 30-200 centimeter.
Selain itu jembatan Sapan Sari roboh, enam unit rumah hanyut satu rumah tertimbun dan satu warga meninggal karena hanyut.
Saat ini banjir sudah surut dan masih ada beberapa kawasan yang masih tergenang di Kampung Tarandam.
Baca juga: Banjir kembali terjang sejumlah daerah di Solok Selatan
Baca juga: Solok Selatan perpanjang masa tanggap darurat banjir bandang
"Untuk menghindar dari bencana dibutuhkan kesadaran kolektif untuk menjaga lingkungan. Kalau alam diusik alam akan mengusik manusia," kata dia saat mengunjungi lokasi banjir di Solok Selatan, Jumat.
Dia mengatakan, orang Minang memiliki karakter yang menghargai alam yaitu "alam takambang jadi guru". Tetapi kenyataannya sepanjang jalan banyak bukit yang kemiringannya lebih dari 30 derajat berubah fungsi jadi lahan pertanian semusim.
Baca juga: BNPB serahkan bantuan dana siap pakai tangani banjir Solok Selatan
Baca juga: Solok Selatan gunakan lima perahu karet evakuasi korban banjir
Akibat itu, katanya, dampaknya ketika musim kemarau tanah merengkah dan saat curah hujan tinggi air akan masuk sehingga terjadi erosi dan berpengaruh terhadap pendangkalan sungai.
"Di sinilah dibutuhkan koordinasi semua elemen untuk mengembalikan keharmonisan lingkungan dengan alam," katanya.
Tim dari BNPB meninjau sejumlah lokasi banjir di Solok Selatan seperti Kampung Tarandam, Balun dan sungai Batang Bangko.
Baca juga: BNPB: Banjir bandang terjang Kabupaten Solok Selatan
Baca juga: 387 murid SDIT Solok Selatan tidak bisa ujian karena banjir
Berdasarkan data BPBD Solok Selatan ada empat Kecamatan yang terdampak banjir yaitu Koto Parik Gadang Diateh, Sungai Pagu, Pauah Duo dan Sangir Batang Hari.
Sedangkan data kerugian sementara sebanyak seribu unit rumah terendam dengan ketinggian air 30-200 centimeter.
Selain itu jembatan Sapan Sari roboh, enam unit rumah hanyut satu rumah tertimbun dan satu warga meninggal karena hanyut.
Saat ini banjir sudah surut dan masih ada beberapa kawasan yang masih tergenang di Kampung Tarandam.
Baca juga: Banjir kembali terjang sejumlah daerah di Solok Selatan
Baca juga: Solok Selatan perpanjang masa tanggap darurat banjir bandang
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: