RNI pertahankan bangunan cagar budaya di pabrik alat kesehatan
12 Desember 2019 22:38 WIB
Direktur Utama Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) B. Didik Prasetyo saat meletakkan batu pertama pembangunan pabrik alat kesehatan di nekas PG Ketanggungan. (ANTARA/Khaerul Izan)
Brebes (ANTARA) - Pembangunan pabrik alat kesehatan di lahan bekas PG Ketanggungan, Brebes, Jawa Tengah, dipastikan akan mempertahankan bangunan cagar budaya yang ada, kata Direktur Utama Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) B. Didik Prasetyo.
"Bangunan cagar budaya yang ada akan kita pertahankan, seperti cerobong dan juga beberapa rumah dinas," kata Didik di Brebes, Kamis.
Dia mengatakan pabrik alat kesehatan akan dibangun di lahan seluas 17 hektare yang merupakan bekas Pabrik Gula (PG) Ketanggungan atau Tersana, Kabupaten Brebes.
Pabrik Gula tersebut, kata Didik, sudah lama ditutup dan tidak beroperasi lagi, selain itu juga masuk dalam kawasan industri di Kabupaten Brebes.
"Sehingga kami memilih bekas PG Ketanggungan untuk dijadikan pabrik alat kesehatan," ujarnya.
Pembangunan pabrik alat kesehatan lanjut Didik, bisa memakan waktu kurang lebih 18-24 bulan ke depan dan setelah itu baru akan beroperasi untuk memproduksi alat kesehatan di antaranya sejenis "catheter", "tube" dan kantung darah.
Didik menambahkan untuk nilai investasi yang digelontorkan dalam pembangunan pabrik alat kesehatan ini senilai Rp120 miliar.
"Untuk modal kerjanya Rp27 miliar, nanti kita juga akan lihat perkembangan. Jadi totalnya kira-kira habis Rp147 miliar sampai Rp150 miliar," katanya.
Baca juga: RNI siap bangun pabrik alat kesehatan
Baca juga: RNI utamakan tenaga lokal di pabrik alat kesehatan
Baca juga: RNI buka peluang ekspor alat kesehatan melalui pabrik baru
"Bangunan cagar budaya yang ada akan kita pertahankan, seperti cerobong dan juga beberapa rumah dinas," kata Didik di Brebes, Kamis.
Dia mengatakan pabrik alat kesehatan akan dibangun di lahan seluas 17 hektare yang merupakan bekas Pabrik Gula (PG) Ketanggungan atau Tersana, Kabupaten Brebes.
Pabrik Gula tersebut, kata Didik, sudah lama ditutup dan tidak beroperasi lagi, selain itu juga masuk dalam kawasan industri di Kabupaten Brebes.
"Sehingga kami memilih bekas PG Ketanggungan untuk dijadikan pabrik alat kesehatan," ujarnya.
Pembangunan pabrik alat kesehatan lanjut Didik, bisa memakan waktu kurang lebih 18-24 bulan ke depan dan setelah itu baru akan beroperasi untuk memproduksi alat kesehatan di antaranya sejenis "catheter", "tube" dan kantung darah.
Didik menambahkan untuk nilai investasi yang digelontorkan dalam pembangunan pabrik alat kesehatan ini senilai Rp120 miliar.
"Untuk modal kerjanya Rp27 miliar, nanti kita juga akan lihat perkembangan. Jadi totalnya kira-kira habis Rp147 miliar sampai Rp150 miliar," katanya.
Baca juga: RNI siap bangun pabrik alat kesehatan
Baca juga: RNI utamakan tenaga lokal di pabrik alat kesehatan
Baca juga: RNI buka peluang ekspor alat kesehatan melalui pabrik baru
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: