"Rumah saya juga dekat kuburan. Itu masalah progresif. Lagi pula kuburannya juga bagus-bagus," kata Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Fasilitas Pemilikan Rumah Sejahtera, Dzikran Kurniawan, di Jakarta.
Hal itu diungkapkannya usai menghadiri pemancangan tiang pertama pembangunan Rumah Susun DP 0 Rupiah Nuansa Cilangkap, Kamis.
Pernyataan itu menjawab komentar seorang peminat hunian DP 0 Rupiah bernama Imih (47) warga Cilangkap, Kecamatan Cipayung yang sempat urung memproses pendaftaran hunian di Klapa Village karena mengaku kurang nyaman tinggal dekat kuburan.
"Saya emang penakut orangnya. Pas kemarin lihat, ternyata dekat banget kuburan ya. Makanya nahan dulu mendingan di sini (Nuansa Cilangkap) soalnya dekat rumah juga," kata warga RT05 RW01 Cilangkap itu.
Klapa Village yang diresmikan operasionalnya sejak Sabtu (31/8/2019) itu bersebalahan dengan TPU Pondok Kelapa yang kini menampung 30 ribu jasad pada area lahan seluas 32 hektare.
Tower Samawa Klapa Village di Jalan H Naman, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, sebagian menghadap langsung ke area pemakaman.
Saat Antara menyambangi salah satu unit percontohan di lantai dua Menara Samawa Nuansa Klapa Village, Kamis (5/12), suasana tipe studio berukuran 24 meter persegi tampak nyaman dan bersih.
Namun saat tirai jendela berukuran 1x1 meter persegi dibuka, pengunjung akan dihadapi pemandangan lahan perkuburan yang menghampar luas di TPU Pondok Kelapa.
"Memang apa yang salah dengan tempat tinggal yang dekat sama kuburan. Kalau saya lihat, tidak ada pengaruhnya (peminat)," kata Dzikran.
Dari total 780 unit hunian Klapa Village, sebanyak 85 unit di antaranya saat ini telah terisi.
"Sementara yang daftar lewat formulir sebanyak 1.458 pemohon. Sebanyak 225 di antaranya sudah disetujui KPR-nya tinggal tunggu akad," katanya.
Dzikarn mengungkap sejumlah kendala terkait belum terisinya hunian di Klapa Village, di antaranya pertimbangan perbankan terhadap jaminan keberlangsungan cicilan pemohon.
Baca juga: Antara doeloe : 200 Ha tanah akan dibuka untuk pekuburan2 baru
Baca juga: DKI bikin aplikasi smartphone permudah urusan pemakaman
Baca juga: Anies: Warga DKI korban tsunami ditanggung biaya pengobatan-pemakaman
"Ada yang gagal karena tabungannya kurang. Mereka ada yang masih terlibat pinjaman dengan perbankan lain, misalnya jenis fintach dan lainnya sehingga tabungannya kurang," katanya.Baca juga: Antara doeloe : 200 Ha tanah akan dibuka untuk pekuburan2 baru
Baca juga: DKI bikin aplikasi smartphone permudah urusan pemakaman
Baca juga: Anies: Warga DKI korban tsunami ditanggung biaya pengobatan-pemakaman
Selain itu ada pula pemohon yang sudah akad namun belum mengisi hunian karena mempertimbangkan faktor jarak sekolah anak dengan hunian Klapa Village.
"Anaknya sudah sekolah di tempat tinggal asal. Ada namanya sistem zonasi sekolah, karena jaraknya jauh, jadi belum dihuni unitnya," kata Dzikran.