Jakarta (ANTARA) - Teknologi blockchain masih terasa asing bagi orang umum, padahal blockchain merupakan teknologi masa depan bagi dunia usaha.


"Teknologi blockchain adalah masa depan, datang bersama dengan Internet of Things (IoT) dan Inteligensi Buatan (AI)," ujar Co-Founder Global Blockchain Shanghai, Sam Lee dalam diskusi bertema "Let’s Talk Blockchain” di Jakarta, Rabu.

Selama ini, lanjut dia, blockchain kerap dihubungkan dengan bitcoin, padahal blockchain itu tidak selalu berhubungan dengan bitcoin (mata uang kripto).

Ia menegaskan bahwa teknologi blockchain bukan bitcoin. "Kami menggarisbawahi satu hal yang orang Indonesia masih belum paham bahwa bitcoin itu memang blockchain, tapi blockchain bukan bitcoin," ujarnya.

Ia mengemukakan secara sederhana blockchain merupakan rekaman buku besar yang terdesentralisasi, memeriksa dan memverifikasi setiap proses penarikan, pembayaran, dan perdagangan.

Sementara bitcoin, lanjut dia, merupakan perkembangan dari hasil teknologi blockchain.

Teknologi blockchain, menurut Sam Lee, dapat membantu meningkatkan produktivitas dan keamanan transaksional dalam sektor keuangan. Teknologi blockchain juga membawa tingkat transparansi baru dalam ekosistem bisnis.

Kendati demikian, Sam Lee mengingatkan kepada pemerintah agar bersama-sama dengan pemangku kepentingan untuk menyiapkan aturan teknologi blockchain.

"Dengan begitu, teknologi blockchain dapat mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia," katanya.