Pertamina butuh tambahan FAME 72.000 kiloliter untuk B30
11 Desember 2019 15:43 WIB
PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV wilayah Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta siap melaksanakan kebijakan pemerintah terkait mandatori penggunaan B30 pada produk Gasoil untuk ketiga terminal BBM (TBBM) yakni TBBM Rewulu dan TBBM Boyolali (wilayah MOR IV) serta TBBM Balikpapan sebagai pilot project. (Foto: Ist)
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) membutuhkan tambahan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) atau campuran untuk bahan biodiesel B30 sebanyak 72.000 kiloliter (KL).
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) kepada Antara di Jakarta, Rabu, Penambahan tersebut untuk dicampurkan di delapan titik yaitu, Rewulu, Medan, TBBM Balikpapan, Plaju, Boyolali, Jakarta, Sulawesi Utara dan Dumai.
Dalam formula perhitungan Kementerian ESDM setidaknya dibutuhkan 9,6 juta KL FAME untuk mendukung program B30 pada tahun 2020. Sedangkan untuk kebutuhan pada 2019 alokasinya sebesar 6,6 juta KL.
Dalam beberapa tahun terakhir, realisasi penyerapan FAME terus mengalami kenaikan. Pada 2017, penyerapan FAME mencapai 2,51 juta KL. Kemudian naik menjadi 3,2 juta KL pada tahun 2018.
Baca juga: ESDM: penerapan B20 turunkan emisi setara 20.000 bus
Sebelumnya, Pertamina sendiri Marketing Operation Region II Sumbagsel sudah mulai mengimplementasikan penyaluran Biosolar B30 yang merupakan bahan bakar minyak ramah lingkungan, melalui beberapa Terminal BBM (TBBM) di wilayah Sumatera Selatan dan Lampung.
"Kami mendapatkan mandat untuk menyalurkan bahan bakar Biosolar dengan kandungan minyak nabati dari kelapa sawit atau Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebanyak 30 persen mulai tahun 2020," kata Region Manager Communication & CSR Sumbagsel, Rifky Rakhman Yusuf.
Ia menyebutkan sejak awal Desember setidaknya sudah empat TBBM di wilayah Sumbagsel yang sudah mulai mengimplementasikan penyaluran Biosolar B30, antara lain Integrated Terminal Kertapati Palembang, TBBM Lahat, TBBM Lubuk Linggau, TBBM Baturaja, dan Integrated Terminal Panjang Lampung.
Menurut dia, seluruh TBBM di wilayah Sumatera Selatan sudah mulai melakukan penyaluran sejak 3 Desember lalu, untuk Integrated Terminal Panjang Lampung baru mulai disalurkan pada 6 Desember 2019.
Rifky menjelaskan pengimplementasian penyaluran Biosolar B30 sejak Desember ini dilakukan untuk memastikan mekanisme penyaluran mulai dari penerimaan bahan baku, proses , dan distribusi ke SPBU sudah bisa berjalan dengan baik pada Januari 2020.
Ia mengharapkan dalam waktu dekat seluruh TBBM di wilayah Sumbagsel akan mulai melakukan penyaluran perdana B30 sehingga tahun depan proses distribusinya sudah matang.
Baca juga: Kementerian BUMN: Biodiesel B30 akan diluncurkan Desember ini
Baca juga: Menperin konsisten dukung pengembangan B30
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) kepada Antara di Jakarta, Rabu, Penambahan tersebut untuk dicampurkan di delapan titik yaitu, Rewulu, Medan, TBBM Balikpapan, Plaju, Boyolali, Jakarta, Sulawesi Utara dan Dumai.
Dalam formula perhitungan Kementerian ESDM setidaknya dibutuhkan 9,6 juta KL FAME untuk mendukung program B30 pada tahun 2020. Sedangkan untuk kebutuhan pada 2019 alokasinya sebesar 6,6 juta KL.
Dalam beberapa tahun terakhir, realisasi penyerapan FAME terus mengalami kenaikan. Pada 2017, penyerapan FAME mencapai 2,51 juta KL. Kemudian naik menjadi 3,2 juta KL pada tahun 2018.
Baca juga: ESDM: penerapan B20 turunkan emisi setara 20.000 bus
Sebelumnya, Pertamina sendiri Marketing Operation Region II Sumbagsel sudah mulai mengimplementasikan penyaluran Biosolar B30 yang merupakan bahan bakar minyak ramah lingkungan, melalui beberapa Terminal BBM (TBBM) di wilayah Sumatera Selatan dan Lampung.
"Kami mendapatkan mandat untuk menyalurkan bahan bakar Biosolar dengan kandungan minyak nabati dari kelapa sawit atau Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebanyak 30 persen mulai tahun 2020," kata Region Manager Communication & CSR Sumbagsel, Rifky Rakhman Yusuf.
Ia menyebutkan sejak awal Desember setidaknya sudah empat TBBM di wilayah Sumbagsel yang sudah mulai mengimplementasikan penyaluran Biosolar B30, antara lain Integrated Terminal Kertapati Palembang, TBBM Lahat, TBBM Lubuk Linggau, TBBM Baturaja, dan Integrated Terminal Panjang Lampung.
Menurut dia, seluruh TBBM di wilayah Sumatera Selatan sudah mulai melakukan penyaluran sejak 3 Desember lalu, untuk Integrated Terminal Panjang Lampung baru mulai disalurkan pada 6 Desember 2019.
Rifky menjelaskan pengimplementasian penyaluran Biosolar B30 sejak Desember ini dilakukan untuk memastikan mekanisme penyaluran mulai dari penerimaan bahan baku, proses , dan distribusi ke SPBU sudah bisa berjalan dengan baik pada Januari 2020.
Ia mengharapkan dalam waktu dekat seluruh TBBM di wilayah Sumbagsel akan mulai melakukan penyaluran perdana B30 sehingga tahun depan proses distribusinya sudah matang.
Baca juga: Kementerian BUMN: Biodiesel B30 akan diluncurkan Desember ini
Baca juga: Menperin konsisten dukung pengembangan B30
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019
Tags: