Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengakui belum membulatkan tekad untuk secara serius menggarap rumah untuk kalangan milenial.

Menurut Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid di Jakarta, Rabu, pemerintah masih menggodok skema penyediaan rumah bagi 80 juta kalangan milenial di Tanah Air.

“Belum ada kebulatan tekad untuk kita menyiapkan rumah. Masih digodok, tapi intinya milenial sekarang itu saya kira bisa juga kalau mau mengambil rumah-rumah subsidi. (Milenial) pemula masih bisa masuk,” katanya.

Baca juga: Kementerian PUPR siapkan skema penyediaan rumah untuk milenial

Jika tidak mengambil rumah-rumah subsidi, yang rata-rata lokasinya berada di pinggiran Jakarta, Khalawi menyebut bisa saja nantinya pemerintah menyiapkan hunian vertikal dengan sewa yang murah di kawasan pusat ibukota.

“Mungkin seperti kos-kosan, (rumah) singgah, di pusat, karena milenial kan enggak mau di pinggiran (kota). Mungkin itu bisa kita konsepkan, rumah vertikal yang ringan sewanya,” katanya.

Baca juga: Pemerintah ingin selaraskan program sejuta rumah dengan milenial

Meski belum ada rencana rinci, Khalawi mengatakan nantinya pemerintah akan mendorong klasterisasi dalam penyediaan rumah bagi para milenial.

Khusus untuk milenial yang baru bekerja, mereka akan diarahkan ke hunian sewa. Pemerintah akan mendorong pembangunan hunian vertikal dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).

Baca juga: Generasi milenial bisa punya rumah dari program ini

“Mungkin tanahnya dari negara, nanti kita minta swasta bangun. Sarana dan akses kita bantu jadi nanti disewa arau rusunawa,” katanya.

Sementara untuk kelompok kedua, yakni kelompok milenial yang lebih senior dengan gaji yang lebih tinggi nantinya diarahkan untuk mengambil rumah subsidi.

“Tapi milenial kalau gajinya cukup kan bisa beli apartemen,” katanya.

Baca juga: Akibat kurang edukasi, milenial tidak prioritas beli properti