Pekanbaru (ANTARA) - Kepolisian Daerah Riau membentuk tim khusus hingga tingkat Polres dan Polsek untuk mengantisipasi pencurian buah sawit yang belakangan marak terjadi menyusul meroketnya harga tandan buah sawit (TBS).

Kapolda Riau Inspektur Jenderal Polisi Agung Setya Imam Effendi di Pekanbaru, Rabu mengatakan tim khusus tersebut nantinya juga melibatkan Brigade Mobil dan Sabhara. Mereka akan melakukan patroli ke kawasan perkebunan untuk mengantisipasi aksi pencurian.

Baca juga: Harga minyak sawit mentah dan tandan buah segar sawit di Jambi naik

"Tim Patroli ini akan dibagi dalam 3 zona yaitu utara, tengah dan selatan," katanya.

Agung mengatakan harga TBS saat ini mencapai Rp1.900 per kilogram. Angka itu, lanjutnya, tercatat sebagai yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir.

Kapolda mengatakan seharusnya peningkatan harga TBS itu juga membantu peningkatan pendapatan para petani sawit. Namun, pendapatan petani justru terancam hilang seiring maraknya pencurian.

"Kita berupaya semaksimal mungkin untuk menekan dan mengantisipasi tindak pidana pencurian hasil perkebunan ini, agar masyarakat petani sawit ini bisa meningkat kesejahteraannya seiring meningkatnya harga TBS," ujarnya.

Baca juga: Polda Riau bebaskan dua perempuan pencuri sawit senilai Rp48 ribu

Selain fokus pada pencegahan yang dilakukan anggotanya, Kapolda juga meminta kerjasama masyarakat untuk mencegah pencurian TBS.

Salah satu kasus pencurian TBS yang berhasil diungkap baru-baru ini dilakukan oleh jajaran Polres Kampar. Tiga tersangka, dengan dua diantaranya masih berada di bawah umur berhasil diamankan polisi. Dari tangan tersangka, polisi menyita 17 tandan.

"Saya tekankan bahwa pencurian TBS itu merupakan tindak pidana," tegasnya.

Baca juga: Dua polisi tewas ditabrak kawanan pencuri sawit