Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah kembali melakukan verifikasi dan validasi sisa data rumah rusak korban bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di kota itu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu Singgi B Prasetyo, di Palu, Selasa mengatakan data yang belum sempat diserahkan kepada pemerintah pusat merupakan sisa dari penerima dana stimulan rumah rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan tahap dua yang saat ini sedang bergulir.

"Saat pendataan dilakukan pemilik rumah tidak berada di tempat karena sedang mengungsi ke luar daerah sehingga petugas lapangan menanggalakan sementara waktu. Tetapi mereka sudah kembali ke rumah masing-masing dan sudah menyerahkan datanya, " kata Singgi yang juga mantan Asisten Bidang Administrasi Umum dan Perekonomian Pemkot Palu.

Atas keterlambatan itu, kata dia, belasan ribu data rumah rusak tersebut sedang dirampungkan untuk diserahkan kembali kepada BNPB supaya tidak ada lagi warga korban bencana yang tidak terakomodasi sebagai penerima dana stimulan untuk rehabilitasi rumah rusak berat, sedang dan ringan.

Dikemukakannya berdasarkan surat Wali Kota Palu nomor 360/2630/Bappeda/2019 tertanggal 2 Desember 2019 perihal penerima dana stimulan rumah rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan maka dari belasan ribu lebih data rumah rusak yang tersisa, sebanyak 1.000 unit lebih di antaranya rusak berat, kemudian 4.000 unit lebih rusak sedang dan 9.000 unit lebih rusak ringan.

"Data yang tersisa semuanya sudah terkumpul. Kami belum mengetahui apakah nanti sisanya masuk penerima tahap dua atau seperti apa, kami masih menunggu petunjuk selanjutnya, " katanya.

Dijelaskannya, data penerima dana stimulan rumah rusak berat, sedang dan ringan tahap dua sudah diterima BNPB melalui Direktur Pemulihan dan Peningkatan Fisik Taufik Kartiko yang diserahkan langsung Wali Kota Palu Hidayat didampingi sejumlah pejabat Pemkot Palu, di Jakarta pada Senin (2/12) 2019.

Setelah masa transisi ke masa pemulihan pada bulan April 2019 jumlah kerusakan rumah sebanyak 55.102 unit yang ditetapkan melalui keputusan Wali Kota Palu Nomor 050/237/Bappeda/2019 tentang data kondisi bangunan akibat gempa bumi tsunami dan likuefaksi di Kota Palu, terdiri atas 11.603 unit rusak berat, 15.917 unit rusak sedang dan 21.078 unit rusak ringan.

"Saat ini baru memasuki tahap perekrutan tenaga pendamping rehabilitasi rumah rusak," demikian Singgi B Prasetyo.

Baca juga: Wamen PUPR: Kota Palu dibangun lebih baik dibanding sebelum bencana

Baca juga: Korban likuefaksi Balaroa minta kejelasan ganti untung tanah

Baca juga: Pembangunan tanggul tsunami di Kota Palu telan dana Rp250 miliar

Baca juga: DPRD Palu desak pemerintah perbaiki data korban gempa-tsunami