Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyiapkan ekosistem riset yang mumpuni dan siap menjadi wadah diaspora unggul Indonesia yang kembali ke Tanah Air, menurut Kepala LIPI Laksana Tri Handoko.

"Di LIPI merekrut diaspora sejak 2014 dan makin ke sini makin bertambah jumlah yang mau pulang dan bergabung dan ke depan kita ingin terus bertambah," katanya ketika membuka diskusi tentang merintis ekosistem riset untuk diaspora peneliti di Gedung LIPI di Jakarta Selatan, Senin.

LIPI, kata dia, menyediakan diri menjadi wadah bagi para diaspora yang ingin kembali dan berkarya di Indonesia sambil tetap bisa menjalankan penelitian di bidangnya.

Ekosistem riset yang diciptakan LIPI disebutnya akan ramah inovasi dengan pembangunan infrastruktur riset yang disertai penyempurnaan regulasi untuk para diaspora, juga lulusan S3 terbaik dari dalam negeri.

Menurut Handoko, LIPI saat ini relatif siap menjadi tempat berlabuh diaspora unggul Indonesia dengan memenuhi kebutuhan finansial dan dari sisi infrastruktur riset yang membuat lembaga itu bisa menerima para peneliti tersebut.

Hal yang sama disampaikan oleh Ayu Savitri Nurinsiyah, peneliti di Pusat Penelitian Biologi LIPI yang kembali ke Indonesia setelah sembilan tahun berkarya di Eropa.

Menurut dia, langkah yang dilakukan LIPI adalah ke arah yang benar karena banyak orang Indonesia di luar negeri yang ingin kembali ke Indonesia tapi masih kurang yakin harus berlabuh ke mana setelah kembali ke Tanah Air.

Tapi, menurut peneliti di Pusat Penelitian Kimia LIPI Ori Arutanti yang kembali setelah lima tahun bekerja di Jepang, masih ada beberapa pekerjaan rumah yang harus diperbaiki agar ekosistem penelitian di Indonesia, terutama di LIPI, untuk menjadi semakin baik.

"Harapan saya bisa mendukung penelitinya dari berbagai sisi, memberikan kebebasan peneliti untuk mengembangkan diri. Tapi terkadang kami masih terbentur birokrasi, mungkin jika berurusan dengan riset entah kolaborasi antarnegara atau dalam negeri bisa dipermudah," ujar Ori, yang bersama Ayu juga hadir dalam diskusi tersebut.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo saat melakukan kunjungan ke Korea Selatan pada akhir November 2019 bertemu dengan para peneliti dan ilmuwan asal Indonesia. Dalam pertemuan tersebut berpesan agar para peneliti dan ilmuwan tidak lupa untuk kembali ke Indonesia.

Baca juga: Pemenang lomba LIPI cari donatur maju kompetisi internasional

Baca juga: 55 peneliti temukan potensi alam pulau kecil terluar di Indonesia

Baca juga: Kepala LIPI sebut jumlah peneliti dan pegawai administrasi tak proporsional