Paris (ANTARA) - Jaksa Prancis melakukan penyelidikan pada Sabtu (7/12), setelah puluhan demonstran menderita luka serius, termasuk seorang wartawan Kantor Berita Turki, Anadolu, ketika polisi menggunakan kekuatan berlebihan terhadap pemrotes di ibu kota negeri itu.

Menurut laporan media setempat, para penyelidik dari satuan polisi nasional memusatkan perhatian pada Magenta Boulevard di Paris, tempat beberapa demonstran cedera.

Juru Foto Anadolu Mustafa Yalcin cedera pada Kamis (5/12), ketika ia terkena granat tangan plastik yang ditembakkan oleh polisi.

Baca juga: Polisi Prancis bubarkan massa yang blokir jalan utama dengan Spanyol

Yalcin menjalani operasi enam-jam pada luka di mata kirinya di Rumah Sakit Cochin dan menghadapi resiko kehilangan daya-pandang permanen.

Hari Kamis menyaksikan pemogokan terbesar dalam sejarah Prancis belakangan ini, kata Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad.

Baca juga: Polisi Prancis gunakan gas air mata bubarkan massa anti-G7

Pemogokan berlanjut pada Jumat untuk memprotes rencana pensiun Presiden Emmanuel Macron.

Kementerian Dalam Negeri menyatakan 806.000 orang turun ke jalan, sementara serikat pekerja menyebutkan jumlah pemrotes hampir 1,5 juta. Polisi menggunakan bom asap untuk membubarkan massa.

Lebih dari 90 orang telah ditangkap, kata polisi.

Pemogokan "tanpa batas waktu" itu mempengaruhi semua sistem transportasi umum, kata laporan media lokal.

Baca juga: Prancis beri penghormatan pada polisi dalam serangan toko swalayan

Operator transportasi umum Paris mengumumkan rencana untuk melanjutkan pemogokan sepanjang Senin, yang akan mengakibatkan masalah besar di ibu kota Prancis.

Perusahaan penerbangan diberitahu lagi pada Jumat untuk mengurangi penerbangan di atas wilayah Prancis sampai 20 persen, yang berarti pembatalan lebih lanjut akan mempengaruhi semua penerbangan ke, dari atau di atas Prancis.

Serikat pekerja kereta juga akan melanjutkan pemogokan, sehingga layanan operator kereta umum SNCF berkurang 90 persen mulai Kamis.

Sumber: Anadolu Agency