Clark, Filipina (ANTARA) - Atlet panahan junior Arif Pangestu tak menyangka dirinya bisa meraih medali emas di SEA Games 2019 Filipina yang merupakan ajang multi event pertama yang ia ikuti.
Arif satu tim dengan dua seniornya, Hendra Purnama dan Riau Ega Salsabila mengalahkan trio pemanah Malaysia Haziq Kamaruddin, Khairul Mohamad, Muhamad Zolkepeli di nomor recurve putra beregu yang digelar di Parade Ground, Clark, Minggu.
Kemenangan tim putra Indonesia ditentukan dengan satu poin di babak shootoff setelah kedudukan imbang 4-4.
Baca juga: Emas panahan recurve beregu putra milik Indonesia
"Ini SEA Games pertama saya. Saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman, orang tua dan pelatih yang telah mendukung saya," kata Arif usai pertandingan.
Atlet berusia 15 tahun asal Bantul, Yogyakarta itu mengaku harus mengatasi rasa gugup tampil pertama kali di pesta olahraga se-Asia Tenggara itu.
Namun berkat latihan dan dukungan dari para seniornya, Arif mampu memenuhi target awalnya yaitu lolos ke final.
"Kami sudah yakin lolos ke final sejak awal, tapi kalau untuk emas belum yakin tadinya," kata Arif.
Baca juga: Indonesia kokoh di posisi dua klasemen medali SEA Games 2019
Emas di SEA Games pertama menjadi awal karir yang baik bagi putra kedua dari Paryanta dan almarhumah Supriyati itu.
Memegang busur panah untuk pertama kalinya di usia delapan tahun, Arif pun kepincut dengan olahraga yang membutuhkan konsentrasi tinggi itu. Sang kakak sepupu, Oka Bagus Subekti yang juga atlet panahan turut menginspirasi sang adik untuk menggeluti panahan.
"Saya harus adaptasi selama satu tahun. Paling susah itu mengatur emosi," kata Arif soal tantangan terberat di panahan.
Bonus Rp200 juta rupiah dari Kementerian Pemuda dan Olahraga pun sudah menanti Arif sepulangnya dari Filipina.
SEA Games 2019
Emas panahan di SEA Games pertama Arif Pangestu
8 Desember 2019 12:59 WIB
Atlet panahan putra Arif Pangestu di arena panahan SEA Games 2019 di Parade Ground, Clark, Filipina, Minggu (8/12/2019) (ANTARA/Aditya E.S. Wicaksono)
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: