Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan pihaknya ingin meningkatkan angka bibit ikan yang diproduksi di sejumlah balai perikanan berbagai daerah yang hingga saat ini mencapai sekitar 7 juta ton bibit ikan per tahun.

"Saya belum tahu akan ke angka berapa tapi sekarang kita sudah buat pola modelnya seperti apa untuk perikanan budidaya, baik di air tawar, air payau, maupun air laut," kata Menteri Edhy dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Edhy memaparkan, langkah ini antara lain sebagai upaya menggairahkan para pembudidaya perikanan, baik secara kuantitas maupun kualitas.

Dengan begitu, ujar dia, maka industri budidaya pun akan kembali hidup sehingga menciptakan lapangan kerja sekaligus meningkatkan devisa bagi negara.

Ia juga mengemukakakn bahwa guna menjaring informasi yang efektif dengan berbagai kalangan pemangku kepentingan sektor kelautan dan perikanan, KKP juga akan kembali menghidupkan komisi-komisi yang pernah terbentuk.

"Kami akan hidupkan lagi komisi-komisi yang pernah ada dulu. Komisi tuna dan lain sebagainya untuk menjaring informasi dan masukan-masukan setiap saat," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto menambahkan bahwa salah satu masalah utama yang mengemuka di sejumlah daerah seperti di Jawa Tengah adalah ketersediaan induk unggul, khususnya untuk komoditas ikan air tawar seperti gurame, nila, dan lele.

Menjawab tantangan tersebut, KKP terus memacu pemuliaan induk unggul ikan air tawar untuk mendukung ketersediaan benih berkualitas sekaligus ketersediaan induk bagi masyarakat.

"Di samping itu, untuk mewujudkan kualitas benih dan induk yang unggul, keberadaan Pos Kesehatan Ikan Terpadu atau Posikandu di kawasan budidaya akan menjadi hal yang esensial," kata Slamet.

KKP bekerjasama dengan pemerintah daerah akan menghidupkan kembali Posikandu yang belum beroperasional secara maksimal guna menyukseskan keberlanjutan perikanan budidaya.