84 sekolah di Surabaya dinyatakan "zero waste"
7 Desember 2019 17:25 WIB
Ratusan siswa berpakaian unik dari hasil daur ulang sampah saat mengikuti Acara Awarding Surabaya Eco School di Gedung Graha Sawunggaling Lantai 6 Surabaya, Sabtu (7/12/2019). (HO)
Surabaya (ANTARA) - Sebanyak 84 Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di Kota Surabaya, Jawa Timur dinyatakan sebagai sekolah "zero waste" atau sekolah tanpa sampah non organik kemasan makanan dan minuman sekali pakai.
"Tahun ini sudah ada 84 SD dan SMP yang zero waste. Ini artinya, di sekolah itu tidak ada sampah kemasan makanan minuman sekali pakai di lingkungannya," kata Presiden Tunas Hijau, Mochammad Zamroni di acara Awarding Surabaya Eco School di Gedung Graha Sawunggaling, Kota Surabaya, Sabtu.
Awarding Eco Shool merupakan kegiatan penyerahan penghargaan kepada siswa, sekolah dan keluarga yang peduli lingkungan. Gerakan lingkungan yang diawali dari sekolah ini digelar ke sembilan kalinya di Surabaya .
Baca juga: Wali Kota Surabaya paparkan strategi daur ulang sampah di Perancis
Baca juga: Ribuan murid SD dan SMP di Surabaya ikuti sekolah kebangsaan
Menurut dia, Eco School merupakan kegiatan pengelolan lingkungan dengan mengajak masyarakat melalui sekolah-sekolah. Melalui kegiatan ini diharapkan, pengelolaan lingkungan yang dilakukan di sekolah merembet ke masyarakat.
Selain sekolah, lanjut dia, Surabaya Eco School juga diikuti 1.207 keluarga. Para peserta tersebut menampilkan program kepedulian lingkungan yang dilakukan di dalam lingkungan keluarga melalui media sosial berupa instagram.
Surabaya Eco Shool 2019 merupakan program kegiatan peduli lingkungan, hasil kerja sama antara Tunas Hijau dan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Capaian program Surabaya Eco Schol ini terdapatnya 84 sekolah zero waste, sebanyak 1.115 lubang biopori yang telah dibuat di sejumlah sekolah, 15.220 kilogram sampah organik yang berhasil diolah, 7.200 kilogram sampah kertas yang telah diolah menjadi barang yang bermanfaat, kemudian 12 ribu kilogram jelantah yang telah diubah menjadi biodiesel dan 9.306 tanaman hias dan 1.509 pohon yang ditanam di sekolah.
Baca juga: 72 sekolah berprestasi ramaikan pameran pendidikan di Surabaya
Baca juga: Karangasem Daur Ulang Sampah Plastik ke Surabaya
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam sambutannya menyampaikan, pentingnya kepedulian terhadap lingkungan. Menurutnya, saat ini di beberapa daerah terjadi banjir. Ia bersyukur, Kota Surabaya tidak mengalami hal itu padahal posisinya hanya terpaut 5 meter di atas permukaan laut.
"Tapi kenapa kita tidak mengalami seperti daerah lain itu, karena kita mengelola sampah dengan baik. Kita sudah berusaha semaksimal mungkin menjaga lingkungan," ujarnya.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menyampaikan rasa terima kasih kepada para guru yang telah memberikan bimbingan kepada para siswanya agar peduli terhadap lingkungan.
"Sesungguhnya pahlawan itu adalah mereka yang bisa menjaga bumi ini dengan baik. Untuk itu, atas nama Pemkot Surabaya saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya," katanya.
Wali Kota Risma mengakui, tidaklah mudah dalam mengelola lingkungan. Namun, menurutnya bersama Tunas Hijau, jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka kontribusinya tak hanya bisa dirasakan untuk Kota Surabaya saja, melainkan juga dunia.
"Tak ada kata yang bisa saya ucapkan selain matur nuwun (terima kasih). Dan, Tuhan akan mencatat apa yang bapak-ibu lakukan,” tegasnya.
Baca juga: Tata boga, otomotif hingga barista untuk anak putus sekolah
"Tahun ini sudah ada 84 SD dan SMP yang zero waste. Ini artinya, di sekolah itu tidak ada sampah kemasan makanan minuman sekali pakai di lingkungannya," kata Presiden Tunas Hijau, Mochammad Zamroni di acara Awarding Surabaya Eco School di Gedung Graha Sawunggaling, Kota Surabaya, Sabtu.
Awarding Eco Shool merupakan kegiatan penyerahan penghargaan kepada siswa, sekolah dan keluarga yang peduli lingkungan. Gerakan lingkungan yang diawali dari sekolah ini digelar ke sembilan kalinya di Surabaya .
Baca juga: Wali Kota Surabaya paparkan strategi daur ulang sampah di Perancis
Baca juga: Ribuan murid SD dan SMP di Surabaya ikuti sekolah kebangsaan
Menurut dia, Eco School merupakan kegiatan pengelolan lingkungan dengan mengajak masyarakat melalui sekolah-sekolah. Melalui kegiatan ini diharapkan, pengelolaan lingkungan yang dilakukan di sekolah merembet ke masyarakat.
Selain sekolah, lanjut dia, Surabaya Eco School juga diikuti 1.207 keluarga. Para peserta tersebut menampilkan program kepedulian lingkungan yang dilakukan di dalam lingkungan keluarga melalui media sosial berupa instagram.
Surabaya Eco Shool 2019 merupakan program kegiatan peduli lingkungan, hasil kerja sama antara Tunas Hijau dan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Capaian program Surabaya Eco Schol ini terdapatnya 84 sekolah zero waste, sebanyak 1.115 lubang biopori yang telah dibuat di sejumlah sekolah, 15.220 kilogram sampah organik yang berhasil diolah, 7.200 kilogram sampah kertas yang telah diolah menjadi barang yang bermanfaat, kemudian 12 ribu kilogram jelantah yang telah diubah menjadi biodiesel dan 9.306 tanaman hias dan 1.509 pohon yang ditanam di sekolah.
Baca juga: 72 sekolah berprestasi ramaikan pameran pendidikan di Surabaya
Baca juga: Karangasem Daur Ulang Sampah Plastik ke Surabaya
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam sambutannya menyampaikan, pentingnya kepedulian terhadap lingkungan. Menurutnya, saat ini di beberapa daerah terjadi banjir. Ia bersyukur, Kota Surabaya tidak mengalami hal itu padahal posisinya hanya terpaut 5 meter di atas permukaan laut.
"Tapi kenapa kita tidak mengalami seperti daerah lain itu, karena kita mengelola sampah dengan baik. Kita sudah berusaha semaksimal mungkin menjaga lingkungan," ujarnya.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menyampaikan rasa terima kasih kepada para guru yang telah memberikan bimbingan kepada para siswanya agar peduli terhadap lingkungan.
"Sesungguhnya pahlawan itu adalah mereka yang bisa menjaga bumi ini dengan baik. Untuk itu, atas nama Pemkot Surabaya saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya," katanya.
Wali Kota Risma mengakui, tidaklah mudah dalam mengelola lingkungan. Namun, menurutnya bersama Tunas Hijau, jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka kontribusinya tak hanya bisa dirasakan untuk Kota Surabaya saja, melainkan juga dunia.
"Tak ada kata yang bisa saya ucapkan selain matur nuwun (terima kasih). Dan, Tuhan akan mencatat apa yang bapak-ibu lakukan,” tegasnya.
Baca juga: Tata boga, otomotif hingga barista untuk anak putus sekolah
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019
Tags: