Kolaborasi dengan ACWA Power, Jasa Tirta II jajaki potensi PLTS terapung
6 Desember 2019 16:39 WIB
Direktur utama Jasa Tirta II U. Saefudin Noer (kanan belakang) foto bersama Plt Direktur Operasi & Pengembangan Jasa Tirta II Haris Zulkarnain, Kepala Pengembangan Tenaga Terbarukan ACWA Power Andrea Lovato, dan Direktur Pengembangan Indonesia ACWA Power Salman Baray usai penandatanganan MoU tentang Pengembangan Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung di Jakarta, Kamis.
JAKARTA (Antara) – Jasa Tirta II siap menjajaki kerjasama dengan International Company For Water And Power Projects (ACWA Power) sebagai pengembang dan operator pembangkit listrik dan desalinasi air international terkemuka yang berbasis di Saudi, telah menandatangani perjanjian untuk mengeksplorasi pengembangan Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung di Indonesia.
Hal tersebut ditandai dengan penandatangan Memorandum of Understanding tentang Pengembangan Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung di Indonesia oleh Plt. Direktur Operasi & Pengembangan Jasa Tirta II Haris Zulkarnain dan Kepala Pengembangan Tenaga Terbarukan ACWA Power Andrea Lovato dan Salman Baray selaku Direktur Pengembangan Indonesia ACWA Power. Penandatanganan tersebut dilakukan pada Kamis, 5 Desember 2019 bertempat di Pullman Hotel Jakarta.
Direktur Utama Jasa Tirta II U. Saefudin Noer mengatakan kerjasama ini dapat menjadi peluang bagi Jasa Tirta II untuk meningkatkan kinerjanya dengan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Waduk Jatiluhur di Jawa Barat dan atau waduk lainnya yang menjadi wilayah pengelolaan dan pengoperasian Jasa Tirta II.
Dengan telah hadir di 14 negara, ACWA Power secara terbukti handal menyalurkan listrik dan air terdesalinasi dengan harga terjangkau dan menciptakan nilai aset yg berjangka panjang serta berkelanjutan serta juga pertumbuhan sosial-ekonominha. Perusahaan ini memainkan peran penting dalam mempercepat penyebaran energi terbarukan secara global serta bermitra dengan pemerintah-pemerintah dan negara-negara di dunia untuk memenuhi target dan sasaran energi bersih mereka, dan membuka peluang untuk pertumbuhan serta pembangunan.
“Jasa Tirta II mengelola Waduk terbesardi Asia Tenggara dengan volume 3 milyar m3. Dengan aset strategis ini, kami menyadari banyak manfaat dan nilai dapat diciptakan dan dikembangkan, khususnya jenis proyek yang berhubungan dengan pengembangan energi terbarukan. Selain untuk pembangkitan PLTA Ir. H. Djuanda, melalui kerjasama ini kita coba jajaki proyek energi terbarukan melalui photovoltaic / Solar PV yang terpasang di atas permukaan air,”ucap Plt. Direktur Operasi & Pengembangaan Jasa Tirta II Haris Zulkarnain.
Menurut Haris, Jasa Tirta II dan ACWA Power akan menjajaki kerjasama sebagai mitra dalam mengikuti Proyek, menyelesaikan pra studi kelayakan, dan mengajukan proposal ke Perusahaan Listrik Negara.
Pra Studi Kelayakan proyek ini akan memuat finalisasi kapasitas dari Proyek, finalisasi teknologi yang digunakan untuk Proyek , menentukan konsultan untuk melakukan studi dampak grid terkait Proyek hingga mendapatkan persetujuan dari PLN, finalisasi titik kordinat lokasi dan mekanisme penyediaan lokasi untuk Proyek, penentuan besaran tarif dan kesepakatan terkait asumsi yang digunakan.
“Kami berharap projek ini akan diterima oleh pemerintah, dibangun dengan tepat dan akan menghasilkan nilai dan manfaat yang sangat besar bagi kedia belah pihak baik kita maupun pemerintahan,” pungkas Haris.
Sementara itu, pengembangan energi baru terbarukan merupakan salah satu agenda transformasi Jasa Tirta II. MoU ini menjadi salah satu bagian transformasi Jasa Tirta II dalam hal optimalisasi aset dan Regulasi menuju perusahaan pengelola air yang baik di Indonesia. Fokus transformasi Jasa Tirta II mencakup people and corporate culture, proses bisnis, teknologi informasi dan komunikasi, area bisnis baru, dan optimalisasi aset serta dukungan regulasi sehingga sebagai BUMN Jasa Tirta II dapat berkontribusi lebih banyak bagi ketahanan pangan dan energi nasional.
Hal tersebut ditandai dengan penandatangan Memorandum of Understanding tentang Pengembangan Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung di Indonesia oleh Plt. Direktur Operasi & Pengembangan Jasa Tirta II Haris Zulkarnain dan Kepala Pengembangan Tenaga Terbarukan ACWA Power Andrea Lovato dan Salman Baray selaku Direktur Pengembangan Indonesia ACWA Power. Penandatanganan tersebut dilakukan pada Kamis, 5 Desember 2019 bertempat di Pullman Hotel Jakarta.
Direktur Utama Jasa Tirta II U. Saefudin Noer mengatakan kerjasama ini dapat menjadi peluang bagi Jasa Tirta II untuk meningkatkan kinerjanya dengan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Waduk Jatiluhur di Jawa Barat dan atau waduk lainnya yang menjadi wilayah pengelolaan dan pengoperasian Jasa Tirta II.
Dengan telah hadir di 14 negara, ACWA Power secara terbukti handal menyalurkan listrik dan air terdesalinasi dengan harga terjangkau dan menciptakan nilai aset yg berjangka panjang serta berkelanjutan serta juga pertumbuhan sosial-ekonominha. Perusahaan ini memainkan peran penting dalam mempercepat penyebaran energi terbarukan secara global serta bermitra dengan pemerintah-pemerintah dan negara-negara di dunia untuk memenuhi target dan sasaran energi bersih mereka, dan membuka peluang untuk pertumbuhan serta pembangunan.
“Jasa Tirta II mengelola Waduk terbesardi Asia Tenggara dengan volume 3 milyar m3. Dengan aset strategis ini, kami menyadari banyak manfaat dan nilai dapat diciptakan dan dikembangkan, khususnya jenis proyek yang berhubungan dengan pengembangan energi terbarukan. Selain untuk pembangkitan PLTA Ir. H. Djuanda, melalui kerjasama ini kita coba jajaki proyek energi terbarukan melalui photovoltaic / Solar PV yang terpasang di atas permukaan air,”ucap Plt. Direktur Operasi & Pengembangaan Jasa Tirta II Haris Zulkarnain.
Menurut Haris, Jasa Tirta II dan ACWA Power akan menjajaki kerjasama sebagai mitra dalam mengikuti Proyek, menyelesaikan pra studi kelayakan, dan mengajukan proposal ke Perusahaan Listrik Negara.
Pra Studi Kelayakan proyek ini akan memuat finalisasi kapasitas dari Proyek, finalisasi teknologi yang digunakan untuk Proyek , menentukan konsultan untuk melakukan studi dampak grid terkait Proyek hingga mendapatkan persetujuan dari PLN, finalisasi titik kordinat lokasi dan mekanisme penyediaan lokasi untuk Proyek, penentuan besaran tarif dan kesepakatan terkait asumsi yang digunakan.
“Kami berharap projek ini akan diterima oleh pemerintah, dibangun dengan tepat dan akan menghasilkan nilai dan manfaat yang sangat besar bagi kedia belah pihak baik kita maupun pemerintahan,” pungkas Haris.
Sementara itu, pengembangan energi baru terbarukan merupakan salah satu agenda transformasi Jasa Tirta II. MoU ini menjadi salah satu bagian transformasi Jasa Tirta II dalam hal optimalisasi aset dan Regulasi menuju perusahaan pengelola air yang baik di Indonesia. Fokus transformasi Jasa Tirta II mencakup people and corporate culture, proses bisnis, teknologi informasi dan komunikasi, area bisnis baru, dan optimalisasi aset serta dukungan regulasi sehingga sebagai BUMN Jasa Tirta II dapat berkontribusi lebih banyak bagi ketahanan pangan dan energi nasional.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019
Tags: