"Penyebab utamanya adalah dampak dari pekerjaan normalisasi Sungai Tarum Barat," kata Direktur Tehnik dan Operasi KKDM Ayuda Prihantoro, di Jakarta, Jumat siang.
Hal itu diketahui berdasarkan hasil survei kontraktor Becakayu bersama perwakilan warga di RW11 Cipinang Melayu berdasarkan laporan banjir yang melanda Rabu (4/12).
Dari hasil survei diketahui proyek normalisasi Sungai Tarum Barat dilakukan dengan memasang 'concrete sheet pile' sehingga saluran pembuangan air dari warga tertutup atau tidak lagi mengalir ke Kalimalang.
Baca juga: Warga Cipinang Melayu minta penjelasan kontraktor Becakayu
KKDM selaku pemilik konsesi sejak kemarin 5 Desember 2019 bersama dengan kontraktor menempatkan tiga unit pompa untuk pembuangan genangan air ke Kalimalang, Jumat siang.
"Kita tempatkan pompa untuk mengatasi hal tersebut sambil menunggu desain dari konsultan ahli drainase mencari solusi mengatur pembuangan air ke Kali Sunter," katanya.
Selain menyediakan tiga unit pompa pembuangan air ke Kalimalang, kata dia, pihaknya juga membuat dua unit bak kontrol sebagai area penampungan air bila terjadi hujan lebat.
Sebelumnya warga di RT 05/RW 11 Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, meminta penjelasan dari kontraktor proyek konstruksi Tol Bacakayu terkait banjir yang dialami sejak 2016.
Baca juga: Jakarta Utara bangun persimpangan saluran air untuk atasi genangan
Ketua RT 05/RW 11 Komarudin menyebutkan tidak kurang dari 30 rumah tinggal yang dihuni sekitar 70 kepala keluarga terendam air rata-rata setinggi betis orang dewasa.