Jokowi optimistis RI mampu ekspor produk petrokimia dalam empat tahun
6 Desember 2019 12:59 WIB
Presiden Jokowi saat meresmikan pabrik New Polyethylene PT Chandra Asri Petrochemical di Cilegon, Banten pada Jumat (6/12/2019). ANTARA/Bayu Prasetyo/aa.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo optimistis bahwa Indonesia akan menjadi salah satu negara pengekspor produk petrokimia dalam waktu empat tahun melihat gencarnya investasi di sektor ini.
“Feeling saya mengatakan, empat atau lima tahun lagi kita sudah tidak mengimpor petrokimia lagi dan justru kita ekspor,” kata Jokowi saat meresmikan pabrik baru PT Chandra Asri Petrochemical di Cilegon, Banten, Jumat.
Optimisme tersebut disampaikan mengingat rencana PT Chandra Asri Petrochemical (CAP) yang akan mengembangkan kompleks petrokimia tahap II di Cilegon, Banten, dengan nilai investasi mencapai Rp60 triliun-Rp80 triliun.
Pembangunan kompleks petrokimia tersebut akan dilaksanakan pada periode 2019 hingga 2024, yang akan menambah kapasitas produksi petrokimia Chandra Asri menjadi delapan juta ton per tahun.
Baca juga: Chandra Asri resmikan pabrik baru senilai Rp5,7 triliun
Terkait hal tersebut, Jokowi meminta agar pengoperasian kompleks selesai dibangun bukan hanya empat tahun, melainkan dua tahun.
“Kalau bisa jangan empat atau lima tahun, tapi dua atau tiga tahun selesai dibangun,” ungkap Jokowi.
Jokowi mendorong hal itu mengingat neraca perdagangan untuk seluruh produk petrokimia mengalami defisit sebesar Rp193 triliun pada 2018. Hal ini menjadi fokus pemerintah, sehingga berbagai insentif, di antaranya tax holiday terus digulirkan agar investasi sektor petrokimia masuk ke Indonesia.
Baca juga: Chandra Asri Petrochemical peroleh fasilitas bebas pajak
Sementara itu, Presiden Direktur CAP Erwin Ciputra berharap pabrik yang ia bangun dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus mengurangi ketergantungan impor Indonesia atas produk petrokimia.
“Kami berharap pabrik petrokimia CAP ini dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap produk impor dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” pungkasnya.
Baca juga: CAP kembangkan aspal limbah plastik kerja sama Pemkot Cilegon
Baca juga: Chandra Asri berdayakan warga Cilegon kelola sampah jadi aneka produk
“Feeling saya mengatakan, empat atau lima tahun lagi kita sudah tidak mengimpor petrokimia lagi dan justru kita ekspor,” kata Jokowi saat meresmikan pabrik baru PT Chandra Asri Petrochemical di Cilegon, Banten, Jumat.
Optimisme tersebut disampaikan mengingat rencana PT Chandra Asri Petrochemical (CAP) yang akan mengembangkan kompleks petrokimia tahap II di Cilegon, Banten, dengan nilai investasi mencapai Rp60 triliun-Rp80 triliun.
Pembangunan kompleks petrokimia tersebut akan dilaksanakan pada periode 2019 hingga 2024, yang akan menambah kapasitas produksi petrokimia Chandra Asri menjadi delapan juta ton per tahun.
Baca juga: Chandra Asri resmikan pabrik baru senilai Rp5,7 triliun
Terkait hal tersebut, Jokowi meminta agar pengoperasian kompleks selesai dibangun bukan hanya empat tahun, melainkan dua tahun.
“Kalau bisa jangan empat atau lima tahun, tapi dua atau tiga tahun selesai dibangun,” ungkap Jokowi.
Jokowi mendorong hal itu mengingat neraca perdagangan untuk seluruh produk petrokimia mengalami defisit sebesar Rp193 triliun pada 2018. Hal ini menjadi fokus pemerintah, sehingga berbagai insentif, di antaranya tax holiday terus digulirkan agar investasi sektor petrokimia masuk ke Indonesia.
Baca juga: Chandra Asri Petrochemical peroleh fasilitas bebas pajak
Sementara itu, Presiden Direktur CAP Erwin Ciputra berharap pabrik yang ia bangun dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus mengurangi ketergantungan impor Indonesia atas produk petrokimia.
“Kami berharap pabrik petrokimia CAP ini dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap produk impor dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” pungkasnya.
Baca juga: CAP kembangkan aspal limbah plastik kerja sama Pemkot Cilegon
Baca juga: Chandra Asri berdayakan warga Cilegon kelola sampah jadi aneka produk
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: